Announcement

Selamat datang di AOI Casket!
Sebuah tempat di mana anime dilihat dengan antusias, ditelaah dengan seksama, dan kemudian dinilai dengan serius.

Jumat, 23 November 2012

SENKI ZESSHOU SYMPHOGEAR

- Judul: 戦姫絶唱シンフォギア (Senki Zesshou Symphogear)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Januari 2012)
- Genre: Action; SciFi;
- Episode: 13
- Rating: Strong Violence (Physical Harm and Bloody Scenes) and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Ketika Tachibana Hibiki sedang asyik menonton konser grup duo Zweiwing, makhluk-makhluk misterius yang disebut Noise mendadak menyerang. Hibiki nyaris menjadi korban, tetapi kemudian dia melihat Zweiwing berubah wujud sebagai petarung-petarung dengan persenjataan asing, dan salah satu anggotanya, Amou Kanade menyelamatkan Hibiki meski dia sendiri akhirnya tewas karenanya. Ternyata, sebuah keping pecahan dari persenjataan Kanade tertanam di tubuh Hibiki, dan dengan itu dia kini mewarisi kemampuannya untuk menggunakan Symphogear, lalu setelah diajak bergabung ke suatu organisasi rahasia yang khusus memerangi Noise, bersama seorang anggota Zweiwing yang tersisa, Kazanari Tsubasa, Hibiki berjuang untuk melindungi umat manusia.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Harus terus menyanyi saat sementara bertarung? Walau anime ini kurang lebih berhasil menjadikannya cukup masuk akal, bagaimanapun juga konsep ini tetap terasa aneh. But credit's given where credit's due. Anime ini tampaknya sudah berusaha keras untuk setidaknya memberikan dasar yang kuat untuk teori-teorinya, meskipun kemudian teori-teori tersebut sangat bombastis dan gila-gilaan ala game RPG Jepang. Bulan ada di langit untuk mengutuk umat manusia? Hmm... Sebagian orang mungkin akan menganggap anime ini terlalu berlebihan, namun tidak bisa dipungkiri, sebagian yang lain mungkin justru akan menyukainya seperti itu.
Penggunaan tema persahabatannya terlalu dipaksakan. Awalnya sebenarnya masih bagus, ketika semangat persahabatan Hibiki membuka hati Tsubasa, tetapi sewaktu dia juga menggunakan cara yang serupa untuk musuh terkuat mereka, anime ini segera terasa kekanak-kanakan. Tidak ada masalah dengan nilai moral yang ingin disampaikan, namun anime ini seperti tidak mampu menyisipkannya dengan pas dalam cerita dan hanya seenaknya menjadikannya solusi dari setiap konflik.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Hit and miss. Ketika para karakternya sedang bertarung, visual anime ini sangat bagus. Animasi di setiap pertarungan begitu mendetil sehingga bahkan jurus yang sama sekalipun selalu terlihat berbeda setiap kalinya. Namun, ketika mereka sedang tidak bertarung, visualnya mendadak langsung jatuh di bawah standar. Animasi karakernya kasar dan aneh, sehingga gerakan sederhana seperti berjalan akhirnya terlihat seperti meloncat-loncat, seolah dibuat hanya seadanya untuk sekadar mengisi ruang antara satu pertarungan dengan pertarungan berikutnya. Tampaknya, sejak awal anime ini telah memilih elemen yang paling penting dan mengerahkan semua tenaga dan waktu untuk memolesnya sebaik mungkin, dan ketika tiba saatnya menampilkan elemen yang tidak terlalu penting, dia berharap penonton sudah cukup puas sebelum sempat mengeluh.

- Karakter:
Hingga beberapa episode sebelum penghabisan, sebenarnya pengembangan para karakter di anime ini sudah bagus. Hibiki, Tsubasa, dan Kurisu masing-masing memiliki cerita sendiri yang kemudian menjadi asalan kuat bagi mereka untuk bertarung mati-matian dan bahkan mengapa mereka lalu saling mempengaruhi. Sejauh ini, anime ini tampaknya tahu betul bagaimana cara mempersiapkan karakter dan juga bagaimana mengembangkan mereka sehingga sejalan dengan cerita. Namun pada bagian akhir, hal-hal aneh mulai terjadi. Kepribadian dari sebagian karakter berubah secara instan, seolah dipaksakan untuk sekadar mendramatisir cerita, seperti seseorang yang semula cukup tenang mendadak berteriak-teriak panik untuk memperlihatkan suasana putus asa, atau seseorang yang seharusnya tangguh dan penuh kebencian tiba-tiba saja menjadi begitu penyayang dan baik hati hanya demi memberikan kesan tragis. Di sini, anime ini menunjukkan ketidak becusannya, menyebabkan semua karakterisasi yang sebelumnya sudah kokoh akhirnya justru membingungkan.

- Overall Score:
Laksana Jeckyll dan Hyde, anime ini memiliki dua sisi yang berlawanan. Pada satu sisi, dia unggul di semua bagian, tetapi pada sisi yang lain, dia justru lemah di semua bagian. Sisi mana yang pada akhirnya lebih menonjol adalah mungkin tergantung dari pendapat masing-masing penonton, apakah anda akan melihatnya sebagai gelas yang setengah penuh ataukah gelas yang setengah kosong, tetapi kenyataan bahwa kelemahan-kelemahan itu ada dengan sendirinya merupakan kekurangan dari anime ini. Nilai 7 dari 10 (Could be worse, should be better)


DVD@Amazon:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar