HAL-HAL SEPUTAR REVIEW
- Obyek Review
Obyek review adalah anime itu sendiri, tidak secara langsung mengacu kepada pihak-pihak di baliknya, baik pada bagian produksinya (produser, studio anime, dll) maupun pada bagian yang menjadi sumber adaptasinya (penerbit, penulis, ilustrator, dll).
- Subyektivitas
Review selalu diusahakan seobyektif mungkin, namun karena merupakan hasil penilaian pribadi yang berdasar pada wawasan yang tentu terbatas, subyektivitas hingga kadar tertentu tidak bisa dihindarkan.
beberapa upaya dilakukan demi menekan subyektivitas serendah mungkin, seperti penulisan review yang dimulai secepatnya setelah keseluruhan episode/durasi anime selesai ditonton, tetapi untuk menyingkirkan sepenuhnya subyektivitas adalah mustahil.
- Bidang Penilaian
Secara garis besar, anime akan di-review dalam tiga bagian:
1. Cerita, yaitu bagian intelejensi dari anime, mencakup plot, jalan cerita, setting cerita, dan sebagainya. Penilaian akan tergantung dengan tujuan dari masing-masing genre, tetapi secara umum anime dengan cerita yang baik adalah yang mampu mengundang penonton hingga akhir. Berdasarkan latar belakang penulis review, fokus akan paling kuat ditujukan pada bidang ini.
2. Audio Visual, yaitu bagian yang paling membedakan anime dari media lain, mencakup animasi, voice-acting, background music, dan sebagainya. Karena lebih banyak berhubungan dengan emosi setiap orang yang abstrak dan berbeda-beda, penilaian pada bidang ini mungkin akan bersifat subyektif. Oleh karena itu, demi membatasinya, daripada pada kualitas audio visual itu sendiri, fokus akan lebih banyak diberikan kepada fungsinya dalam mendukung keseluruhan cerita.
Perlu juga diketahui, karena ditulis segera setelah anime selesai ditayangkan, sebagian besar review mengenai audio visual akan mengacu pada versi TV atau web. Beberapa anime akan memperbaiki kualitas audio visual miliknya setelah rilis dalam bentuk DVD atau BD, maka penilaian yang terdapat pada review mungkin tidak akan lagi berlaku kemudian.
3. Karakter, yaitu bagian yang menghubungkan anime dengan penonton. Anime dengan cerita yang bagus dan audio visual yang indah tidak akan berguna jika penonton tidak mampu memahami tokoh-tokohnya. Selain sifat dan ciri yang jelas, karakterisasi yang baik juga akan memberi cukup penjelasan pada latar belakang dan tujuannya seorang karakter. Nilai tambah juga diberikan jika karakter tersebut sanggup menjadi ikon dari animenya, apakah dari segi penampilan ataupun dari segi perilakunya.
- Nilai
Nilai pada review di blog ini menggunakan skala 1 hingga 10. meskipun pada prakteknya lebih banyak hanya menggunakan nilai 5 hingga 10.
Nilai 9 dan 10 merupakan nilai tertinggi, diberikan apabila anime memperoleh hasil positif pada ketiga bidang penilaian. Tidak ada garis pemisah yang pasti di antara keduanya, namun umumnya dua hal yang menjadi pembeda adalah seberapa orisinil suatu anime dan nilai lebih yang ditawarkannya.
Nilai 8 diberikan apabila anime memiliki kekurangan pada salah satu bidang penilaian.
Nilai 7 diberikan apabila anime hanya memiliki keunggulan pada salah satu bidang penilaian.
Nilai 6 diberikan apabila anime kurang pada semua bidang penilaian, namun sebenarnya masih memiliki potensi untuk menjadi baik.
Nilai 5 diberikan apabila anime tidak berhasil menunjukkan daya tariknya sedikit pun.
Nilai 1 hingga 4 diberikan kepada anime yang tidak perlu disebutkan dan tidak akan dibahas.
- Rating
Demi menjaga fokus tetap berada hanya pada anime, review ini menghindari rating yang menggunakan usia. Sebagai gantinya, rating diberikan berdasar pada konten anime yang biasanya menjadi isu bagi penonton, yaitu tingkat kekerasan (Violence) dan tingkat erotisisme (Eroticism).
Violence:
Ringan (Mild), apabila anime menayangkan dengan jelas bentuk kekerasan fisik tingkat dasar yang mewakili rasa sakit yang bersifat superficial. Bisa berbahaya jika coba ditiru oleh anak-anak.
Menengah (Strong), apabila anime menayangkan dengan jelas bentuk kekerasan fisik tingkat lanjut yang menyebabkan luka, darah, atau bahkan kematian. Bisa menyebabkan perasaan tidak nyaman bagi sebagian penonton.
Tinggi (Extreme), apabila anime menayangkan dengan jelas bentuk kekerasan fisik tingkat atas yang mewakili rasa sakit yang luar biasa, memperlihatkan kekejaman, atau memiliki unsur penyiksaan. Bisa menyebabkan perasaan tidak nyaman bagi kebanyakan penonton.
Eroticism:
Ringan (Mild), apabila anime menayangkan kata-kata, gambar, atau tema erotis secara umum yang dapat memicu penonton untuk ikut berpikir erotis.
Menengah (Strong), apabila anime menayangkan dengan jelas gambar erotis yang memperlihatkan bagian-bagian tubuh seseorang yang mungkin dianggap pribadi oleh sebagian penonton..
Tinggi (Extreme), apabila anime menayangkan hubungan intim antara dua orang atau lebih, secara terang-terangan atau setidaknya dengan sugesti yang intens.