Announcement

Selamat datang di AOI Casket!
Sebuah tempat di mana anime dilihat dengan antusias, ditelaah dengan seksama, dan kemudian dinilai dengan serius.

Jumat, 05 Februari 2016

TAIMADOU GAKUEN 35 SHIKEN SHOUTAI

- Judul: 対魔導学園35試験小隊 (Taimadou Gakuen 35 Shiken Shoutai)
- Judul Alternatif: AntiMagic Academy 35th Test Platoon;
- Tipe: TV (Oktober 2015)
- Genre: Action; Super Powers; Drama; Comedy;
- Episode: 12
- Rating: Strong Violence and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Demi mengumpulkan uang, Kusanagi Takeru berlajar di Taimadou Gakuen untuk menjadi Itan Shinmonkan yang bertugas mengawasi para penyihir. Namun, ketika semua murid lain menggunakan senjata api, Takeru yang masih bertarung dengan mengandalkan ilmu pedang akhirnya hanya selalu menjadi bahan cemoohan, terlebih dengan Peleton 35 yang dia pimpin juga belum pernah berhasil menyelesaikan satu pun misi. Pada suatu hari, Peleton 35 tiba-tiba mendapatkan anggota baru, yaitu Ootori Ouka, seorang Itan Shinmonkan muda dan berbakat yang sedang dihukum dan diperintahkan kembali ke akademi, tetapi meski Takeru segera menerimanya sebagai rekan, Ouka cuma menanggap mereka rintangan dalam misi pribadinya untuk menghabisi semua penyihir.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Apa yang istimewa dari Peleton 35? Hanya berdasarkan judul anime ini, seharusnya ada sesuatu yang khas atau setidaknya menarik untuk diikuti pada mereka, bukan? Namun, tidak ada -- jangankan kekhasan mereka, anime ini bahkan nyaris tidak mengungkap apapun tentang Peleton 35 ... dan tepat di situlah letak masalahnya. Setiap chapter di dalam cerita sesungguhnya adalah introduksi atas latar belakang para anggota Peleton 35, tetapi anehnya, anime ini tidak pernah benar-benar bicara tentang Peleton 35. Dia menyebutkan bahwa rekam jejak mereka sangat buruk, namun ternyata hal ini sama sekali tidak berarti apa-apa. Dia tidak pernah menjelaskan mengapa rekam jejak tersebut bisa menjadi sangat buruk (apakah hanya karena Takeru menggunakan pedang?) ataupun memperlihatkan upaya Peleton 35 untuk memperbaikinya. Bahkan, dia juga tidak pernah menerangkan baik sistem yang mengatur Itan Shinmonkan dan Taimadou Gakuen maupun permusuhan mereka dengan para penyihir, sehingga keseluruhan setting-nya pun terasa meragukan. Mengapa para murid di akademi bisa melaksanakan misi di lapangan dengan bebas layaknya Itan Shinmonkan yang profesional? Jika semua orang boleh memilih misi apa saja yang mereka inginkan, apa gunanya ada akademi? Dan mengapa para penyihir begitu ditakuti sampai pasukan khusus Itan Shinmonkan harus dibentuk? Karena lebih terfokus pada drama personal daripada status para tokohnya, masing-masing chapter masih bisa menjadi kisah yang bagus, maka seandainya menggunakan setting yang lebih sederhana, anime ini barangkali juga akan jauh lebih baik. Namun, sebagai sebuah serial, secara keseluruhan anime ini tidak memiliki cukup depth sehingga masih terkesan seperti karya amatiran yang dibuat dengan asal-asalan.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Adegan pertarungannya cukup memuaskan, terutama dengan visualisasi dari kekuatan sihir yang terlihat indah, tetapi ironisnya, untuk gerakan yang lebih sederhana, anime ini justru seolah tidak mampu menampilkannya dengan baik. Pada sebagian animasi CG, contohnya, gerakan para tokohnya tampak aneh dan bahkan membingungkan. Namun, meski demikian, mengingat bahwa ceritanya lebih cenderung ke arah drama, anime ini sebenarnya tidak membutuhkan visual yang luar biasa, maka baik kelebihan maupun kekurangannya pada akhirnya tidak berpengaruh banyak.

- Tokoh/Karakter:
"Demi mengalahkan musuh, apakah kau bersedia membuang kemanusiaanmu?"
.... Pertanyaan dari Lapis ini bukan pertanyaan yang gampang. Kecuali telah memikirkannya dengan matang dan memiliki tekad yang sudah bulat, seharusnya berat bagi siapapun untuk menjawab. Maka, ketika Takeru kemudian menyetujuinya hanya untuk Ouka, seketika muncul rasa heran. Kenapa Takeru melakukannya? Apakah Ouka adalah seseorang yang begitu penting baginya? Anime ini tentu akan mengiyakan, tetapi ternyata Takeru menganggap Ouka cuma sebagai rekan seperjuangan, dan bagaimanapun anime ini berusaha meyakinkan yang sebaliknya, sulit menerima bahwa Takeru memang punya alasan yang cukup kuat, terlebih karena Ouka sendiri baru saja masuk menjadi anggota Peleton 35. .... Pada akhirnya, pertanyaan tadi tidak berperan banyak, sebab juga tidak pernah dijelaskan bagaimana sesungguhnya Takeru membuang kemanusiaannya, namun ini adalah pertanda awal bahwa anime ini sangat memaksakan ide tentang rekan seperjuangan. Takeru merupakan yang pertama, lalu dilanjutkan Ouka yang langsung bisa mengabaikan dendam yang sudah lama dia simpan, Mari yang mendadak melupakan kematian teman-teman yang begitu dia sayangi, dan seterusnya -- mereka semua rela melakukan apa saja demi sesama rekan seperjuangan. Tidak ada masalah seandainya Peleton 35 memang sudah sejak lama berjuang bersama, tetapi cara anime ini yang dengan begitu mudah menggunakannya sebagai pemicu perubahan pada para tokohnya terasa sangat menyepelekan karakter mereka. Yang semakin patut disesalkan, tokoh-tokoh tersebut sebenarnya memiliki kisah latar yang cukup mendalam dan bahkan emosional, namun jika semua hal yang menghantui mereka dan semestinya membuat mereka senantiasa resah ternyata dapat segera diatasi cukup dengan menjadi anggota Peleton 35, kisah latar itu pun seketika kehilangan makna pentingnya.

- Overall Score:
Potongan-potongan cerita yang mengungkap masa lalu para tokohnya memang masih lumayan, tetapi gabungkan mereka ke dalam satu serial, dan kekurangan anime ini pun akan segera tampak. Setting yang tidak jelas menjadikan bahkan keberadaan Peleton 35 terasa meragukan, dan karakter tokohnya yang berubah dengan sangat mudah menyebabkan masa lalu tadi hampir sama sekali tidak berarti apa-apa. Meski anda mungkin tetap bisa menemukan sesuatu untuk dinikmati, anime ini tidak akan pernah mampu memberi kepuasan secara menyeluruh. Skor 7 dari 10 (Questionable settings, uncertain characters)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar