- Judul: Fate/Zero 2nd Season
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV
- Genre: Action; Supernatural
- Episode: 12
Oleh karena suatu tragedi yang menimpa desa tempat tinggalnya ketika masih kecil, Emiya Kiritsugu selalu mencari cara agar hal tersebut tidak sampai terulang lagi. Namun, setelah terlibat banyak perang dan menyaksikan kematian orang-orang yang tidak berdosa, dia mulai kehilangan harapan dan merasa bahwa satu-satunya cara untuk mencapai tujuannya adalah melalui keajaiban Cawan Suci. Sementara itu, meski pada awalnya tidak berambisi, berkat bujukan dari Gilgamesh, kini Kotomini Kirei pun memiliki alasan untuk ikut mengejar artefak yang dikatakan dapat mewujudkan segala keinginan tersebut.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Pada bagian keduanya, cerita anime ini lebih banyak berfokus pada permusuhan antara Emiya Kiritsugu dan Kotomine Kirei. Di satu sisi, hal ini menyebabkan ceritanya menjadi lebih manusiawi dan penuh drama, tetapi di sisi lain, aspek-aspek lain justru menjadi kurang bermakna. Kecuali mungkin untuk Gilgamesh, keberadaan para Servant terasa hanya seperti sekumpulan cameo untuk membuat Perang Cawan Suci tetap sebagai sebuah perang, sehingga beberapa pertarungan menentukan yang sudah lama ditunggu-tunggu kemudian diakhiri dengan terlalu cepat. Sementara, motif dan tujuan para Master yang lain kini cuma hiasan masa lalu yang nyaris tidak pernah diperlihatkan lagi. Sebab Kiritsugu dan Kirei adalah dua tokoh yang paling kuat menghubungkan ke cerita selanjutnya, meski dengan beberapa detil yang tidak bersesuaian, dalam statusnya sebagai prequel anime ini sebenarnya masih tetap sekuat bagian yang pertama. Namun, sebagai ending dari sebuah kisah yang seharusnya epik, bagian kedua ini terkesan agak lemah.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Dengan memasuki bagian yang menentukan dari ceritanya, anime ini menyajikan lebih banyak aksi-aksi pertarungan dengan mutu tampilan yang masih sama dengan bagian sebelumnya atau bahkan lebih baik. Dari pertempuran udara antara Gilgamesh dan Berserker hingga kekuatan istimewa serangan Excalibur milik Saber, baik sinematografi maupun animasi dari aksi-aksi ditampilkan dengan luar biasa indah, dan ini masih belum termasuk tingkat detil yang terdapat pada setiap senjata, kendaraan, atau bangunan di gambar latarnya. Simply beautiful!
- Karakter:
Daripada multi karakter seperti sebelumnya, pada bagian kedua anime ini memfokuskan karakterisasinya hanya pada dua tokoh saja, tetapi itu sama sekali tidak berarti bahwa kualitasnya menurun. Masa lalu Kiritsugu yang kelam digambarkan dengan begitu jelas hingga rasa frustasi dan sikap dinginnya bagaikan tragedi manusia yang menggugah hati, sementara sebaliknya keresahan Kotomine Kirei begitu misterius laksana isi benak seorang psikopat sehingga penonton senantiasa terdorong untuk bertanya-tanya apa yang sebenarnya dia inginkan. Mengganti jumlah variasi karakternya dengan menggali lebih jauh ke dalam dua tokoh utama, anime ini masih mampu memberikan kepuasan psikologis kepada penontonnya.
- Overall Score:
Tergantung, jika anda selalu melihat anime ini sebagai prequel dari Fate/Stay Night, maka bagian yang kedua ini adalah bagian terpenting yang tidak boleh sampai anda lewatkan. Tetapi, jika anda menganggap anime ini sebagai satu cerita tersendiri, bagian kedua ini mungkin akan berada di bawah dari apa yang anda harapkan. Meski demikian, dengan audio visual yang masih tetap salah satu yang terbaik dan kualitas karakterisasi yang sama sekali tidak menurun, jika anda sudah menonton bagian yang pertama, maka tidak ada alasan untuk tidak melanjutkannya ke bagian kedua ini. Nilai 9 dari 10 (Recommended!)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV
- Genre: Action; Supernatural
- Episode: 12
-
Rating: Strong Violence (Bloody Scenes) and Mild Eroticism (Rare Nudity)
-
Sinopsis:Oleh karena suatu tragedi yang menimpa desa tempat tinggalnya ketika masih kecil, Emiya Kiritsugu selalu mencari cara agar hal tersebut tidak sampai terulang lagi. Namun, setelah terlibat banyak perang dan menyaksikan kematian orang-orang yang tidak berdosa, dia mulai kehilangan harapan dan merasa bahwa satu-satunya cara untuk mencapai tujuannya adalah melalui keajaiban Cawan Suci. Sementara itu, meski pada awalnya tidak berambisi, berkat bujukan dari Gilgamesh, kini Kotomini Kirei pun memiliki alasan untuk ikut mengejar artefak yang dikatakan dapat mewujudkan segala keinginan tersebut.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Pada bagian keduanya, cerita anime ini lebih banyak berfokus pada permusuhan antara Emiya Kiritsugu dan Kotomine Kirei. Di satu sisi, hal ini menyebabkan ceritanya menjadi lebih manusiawi dan penuh drama, tetapi di sisi lain, aspek-aspek lain justru menjadi kurang bermakna. Kecuali mungkin untuk Gilgamesh, keberadaan para Servant terasa hanya seperti sekumpulan cameo untuk membuat Perang Cawan Suci tetap sebagai sebuah perang, sehingga beberapa pertarungan menentukan yang sudah lama ditunggu-tunggu kemudian diakhiri dengan terlalu cepat. Sementara, motif dan tujuan para Master yang lain kini cuma hiasan masa lalu yang nyaris tidak pernah diperlihatkan lagi. Sebab Kiritsugu dan Kirei adalah dua tokoh yang paling kuat menghubungkan ke cerita selanjutnya, meski dengan beberapa detil yang tidak bersesuaian, dalam statusnya sebagai prequel anime ini sebenarnya masih tetap sekuat bagian yang pertama. Namun, sebagai ending dari sebuah kisah yang seharusnya epik, bagian kedua ini terkesan agak lemah.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Dengan memasuki bagian yang menentukan dari ceritanya, anime ini menyajikan lebih banyak aksi-aksi pertarungan dengan mutu tampilan yang masih sama dengan bagian sebelumnya atau bahkan lebih baik. Dari pertempuran udara antara Gilgamesh dan Berserker hingga kekuatan istimewa serangan Excalibur milik Saber, baik sinematografi maupun animasi dari aksi-aksi ditampilkan dengan luar biasa indah, dan ini masih belum termasuk tingkat detil yang terdapat pada setiap senjata, kendaraan, atau bangunan di gambar latarnya. Simply beautiful!
- Karakter:
Daripada multi karakter seperti sebelumnya, pada bagian kedua anime ini memfokuskan karakterisasinya hanya pada dua tokoh saja, tetapi itu sama sekali tidak berarti bahwa kualitasnya menurun. Masa lalu Kiritsugu yang kelam digambarkan dengan begitu jelas hingga rasa frustasi dan sikap dinginnya bagaikan tragedi manusia yang menggugah hati, sementara sebaliknya keresahan Kotomine Kirei begitu misterius laksana isi benak seorang psikopat sehingga penonton senantiasa terdorong untuk bertanya-tanya apa yang sebenarnya dia inginkan. Mengganti jumlah variasi karakternya dengan menggali lebih jauh ke dalam dua tokoh utama, anime ini masih mampu memberikan kepuasan psikologis kepada penontonnya.
- Overall Score:
Tergantung, jika anda selalu melihat anime ini sebagai prequel dari Fate/Stay Night, maka bagian yang kedua ini adalah bagian terpenting yang tidak boleh sampai anda lewatkan. Tetapi, jika anda menganggap anime ini sebagai satu cerita tersendiri, bagian kedua ini mungkin akan berada di bawah dari apa yang anda harapkan. Meski demikian, dengan audio visual yang masih tetap salah satu yang terbaik dan kualitas karakterisasi yang sama sekali tidak menurun, jika anda sudah menonton bagian yang pertama, maka tidak ada alasan untuk tidak melanjutkannya ke bagian kedua ini. Nilai 9 dari 10 (Recommended!)
DVD@Amazon:
- DVD Box
Tidak ada komentar:
Posting Komentar