Announcement

Selamat datang di AOI Casket!
Sebuah tempat di mana anime dilihat dengan antusias, ditelaah dengan seksama, dan kemudian dinilai dengan serius.

Sabtu, 04 Februari 2017

UDON NO KUNI NO KIN-IRO KEMARI

- Judul: うどんの国の金色毛鞠 (Udon no Kuni no Kin-iro Kemari)
- Judul Alternatif: Poco's Udon World;
- Tipe: TV (Oktober 2016)
- Genre: Drama; Supernatural;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence
- Sinopsis:
Tatkala ayahnya meninggal dunia, Tawara Souta akhirnya pulang kembali ke Kagawa setelah sekian lama menetap di Tokyo. Semula dia sebenarnya hanya bermaksud tinggal beberapa hari di rumah tua dan sekaligus kedai udon milik keluarganya, namun dipicu oleh pertemuannya secara tanpa sengaja dengan Poco, seekor Tanuki yang senang berubah wujud menjadi seorang anak kecil, Souta lalu mendadak teringat akan semua kenangan masa kecil yang dia dapatkan di Kagawa dan perlahan mulai jatuh hati sekali lagi kepada kampung halamannya tersebut.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Jika anime ini memang hendak bercerita tentang perjalanan Souta dalam menemukan tujuan hidupnya, perjalanan itu mengalir dengan terlalu lambat. Setiap episode berlalu hanya dengan dia mengingat kembali suatu bagian dari masa lalunya, dan tanpa pernah benar-benar melakukan sesuatu secara nyata. Dia baru akan melakukan sesuatu yang cukup penting di pertengahan serial, ketika Souta akhirnya memutuskan untuk menetap di Kagawa, yang itu pun tentu sejak awal sudah langsung bisa ditebak oleh semua penonton pasti akan terjadi. Sebagai konsekuensinya, dengan kisah Souta begitu tipis laksana awan di musim kemarau, yang justru tampak lebih sering dan lebih dominan di permukaan adalah berbagai tempat wisata khas di Prefektur Kagawa yang dia dan Poco selalu datangi (... dan juga barangkali cerita pendek Gaogao-chan di penghujung setiap episode, yang dari segi proporsi ternyata jauh lebih berisi daripada episode itu sendiri). Maka meski anime ini mungkin semula cuma bermaksud sekadar ikut mempromosikan Kagawa di sela-sela ceritanya, pada akhirnya dia sebaliknya lebih cenderung menjadi semacam advertorial bagi Kagawa, dan kisah Souta hanyalah bagaikan pemandu wisata yang bertugas mengantarkan penonton untuk mengunjungi tempat-tempat yang indah atau event yang menarik.

- Audio Visual (Animasi, Dialog, Voice-Acting, dll):
Secara umum anime ini menyajikan visual yang cukup bagus. Meski sebagian besar isinya cuma berupa adegan dialog di antara para tokohnya, dengan sinematografi yang baik dan animasi yang cermat pada ekspresi wajah mereka, dia berhasil menghadirkan suasana yang tepat pada setiap adegan tersebut. Namun, anime ini tampaknya secara khusus menaruh perhatian ekstra pada pemandangan di gambar latar yang dilukis dengan indah dan mendetil. Tentu saja, tidak ada yang salah dengan hal itu, tetapi perlakuan istimewa seperti ini pulalah yang kemudian semakin kuat mengesankan bahwa dia memang menempatkan settingnya masih lebih utama dibandingkan cerita atau pun tokoh-tokoh yang berada di dalamnya.

- Tokoh/Karakter:
Saat anime ini berusaha meletakkan kedekatan hubungan antara Souta dan Poco sebagai elemen krusial dari ceritanya, dia tidak pernah mampu menunjukkan bahwa hubungan tersebut memang dekat. Penyebabnya adalah karena mereka tidak pernah benar-benar tampak sebagai dua pihak yang saling membutuhkan, maka sejak awal tidak ada alasan, baik bagi Souta maupun Poco, untuk mulai menganggap yang lain bagian penting dari kehidupan mereka sendiri. Pertama, Poco tiba-tiba saja muncul, yang berarti bahwa dia seharusnya merupakan sosok yang sepenuhnya asing dan tidak bermakna apa-apa bagi Souta, dan Poco juga kemudian tidak pernah secara langsung mempengaruhi cara pandang Souta terhadap apapun. Meski Poco memang menjadi pemicu sehingga Souta mulai mengingat kembali kepingan-kepingan dari masa lalunya, apakah ini bisa disebut dalih yang cukup kuat untuk merasa lebih dekat dengan Poco? Barangkali satu pengecualian adalah ketika Poco menumbuhkan rasa tanggung jawab di dalam diri Souta yang merasa perlu mengurusnya seperti anak sendiri, tetapi kemudian, masalah yang kedua, Poco adalah seekor Tanuki! Dia memang menunjukkan penampilan dan perilaku layaknya seorang anak kecil, tetapi dia sesungguhnya cuma seekor Tanuki! Dia bahkan bukan anak dari keluarga Tanuki yang tersesat, melainkan benar-benar cuma Tanuki liar yang bersembunyi di rumah Souta. Dan Souta tahu betul akan hal ini, maka atas dasar apa dia lalu sampai berpikir untuk menganggapnya anak?! Mungkin hasilnya akan berbeda seandainya hubungan Souta dan Poco hanya sebatas berupa antara tuan dan hewan peliharaannya, namun anime ini sangat memaksa untuk memberi mereka hubungan yang terlewat dekat hingga akhirnya justru tampak tidak realistis.

- Overall Score:
Selamat datang di Kagawa, sebuah prefektur di Jepang yang dijuluki Negeri Udon dan memiliki banyak tempat wisata yang menarik dikunjungi. .... Apa? Anda juga ingin tahu tentang kisah Souta dan Poco? Sejujurnya, mereka tidak pernah terasa cukup penting untuk diperhatikan. Perjalanan hidup Souta bergerak sangat lambat hingga nyaris tidak berisi apa-apa, dan hubungan di antara mereka juga ternyata tidak pernah terasa hangat dan menyentuh seperti yang anime ini hendak lukiskan. Karena animasinya cukup bagus, dia masih pantas mendapatkan skor 7 dari 10, tetapi lebih sering anda akan menemukan anime ini seolah hanya ingin mempromosikan Kagawa daripada bercerita tentang sesuatu. Oleh karena itu, sekali lagi, selamat datang di Kagawa. (Sluggish storytelling, pretentious emotions)


DVD/Blu-ray:

Goods:
- CD Music: Soundtrack

Tidak ada komentar:

Posting Komentar