- Judul: 俺、ツインテールになります。 (Ore, Twintail ni Narimasu)
- Judul Alternatif: Gonna be the Twin-Tails!!;
- Tipe: TV (Oktober 2014)
- Genre: Action; Comedy; Sci-Fi;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Bumi sedang diserang oleh para Elemerian yang datang dari dimensi lain. Namun, tujuan mereka bukan hendak menguasai bumi, melainkan untuk merebut dan mengumpulkan kesukaan orang-orang terhadap gaya rambut Twintail. Meski begitu, sebagai pemuda pecinta Twintail, Mitsuka Souji tidak bisa membiarkan mereka berbuat seenaknya, sebab dunia tanpa Twintail adalah sama saja dengan neraka. Maka dia pun bertekad akan mengerahkan semua kemampuan untuk mengalahkan para Elemerian, dan dengan bantuan Twoarle, gadis dari sebuah dunia yang telah lebih dulu menjadi korban serangan Elemerian, serta alat Tail Gear ciptaannya, Souji kemudian berubah menjadi gadis kesatria berambut Twintail, Tail Red.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Ceritanya sangat sederhana, hanya berupa tiruan utuh dari cerita di serial tokusatsu yang sudah begitu sering dijumpai. Dan, dari pemuda yang berganti jenis kelamin saat berubah wujud hingga musuh yang cuma tertarik dengan twintail, anime ini barangkali merupakan parodi paling konyol yang pernah dibuat. Akan tetapi, bagi para otaku secara khusus, anime ini akan memiliki pesona tersendiri yang sulit ditemukan pada anime lain. Sebab obyek yang menjadi bahan lelucon pada parodi tersebut adalah hal-hal yang mungkin hanya bisa dikenali oleh seorang otaku -- istilah-istilah semacam twintails, otoko-no-ko, kyonyuu, hinyuu, dan seterusnya. Dan layaknya komedian ulung menampilkan tingkah laku sepele dalam kehidupan sehari-hari sebagai sesuatu yang jenaka, anime ini memberi kesempatan kepada para otaku untuk melihat dunia mereka dan menertawakan semua keanehannya tanpa pernah harus merasa bersalah. Tentu saja, ini juga berarti bahwa bagi penonton yang bukan seorang otaku, anime ini nyaris tidak punya daya tarik sama sekali, maka sesungguhnya nilai anime ini sangat bergantung pada bagaimana penonton menilai diri mereka sendiri.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Meski animasi gerakan para tokohnya tidak terlalu bagus, aksi-aksi pertarungan di anime ini sebenarnya masih cukup memuaskan. Namun, sangat disayangkan, pada episode-episode belakangan, kualitas visualnya terus menurun, bahkan termasuk juga adegan-adegan aksi tadi. Lebih buruk dari sebelumnya, animasinya tampak dikerjakan secara asal-asalan, sementara gambar para tokohnya seolah dibuat oleh seorang amatiran sampai-sampai wujud fisik mereka terlihat selalu berubah dari waktu ke waktu. Dengan status utama anime ini sebagai komedi, selama masih mendukung dalam hal penyajiannya, visualisasi biasanya tidak perlu menjadi elemen yang banyak berpengaruh, tetapi sebagian anime terlihat begitu buruk hingga dia pun kemudian harus dianggap sebagai titik lemah.
- Karakter:
Pemuda yang akan bersemangat atas suatu hal konyol, seorang tokoh yang memiliki nafsu berlebihan, dan beberapa gadis yang tanpa alasan jelas akan mengejar satu orang yang sama -- semua ini adalah fitur-fitur khas dari sebuah anime bergenre harem-ecchi. Namun, jika biasanya mereka akan menghasilkan kombinasi karakter yang membosankan, hal tersebut tidak terjadi di anime ini. Barangkali penyebabnya adalah karena para tokoh di anime ini juga merupakan bagian penting dari komedinya. Sebelum menjadi bidak-bidak tak berjiwa yang dimunculkan hanya untuk menciptakan situasi klise yang erotis antara seorang pemuda dan banyak gadis, mereka lebih dahulu merupakan komedian sejati yang bertujuan menghibur penonton. The mindset is different from the very beginning. Maka, ya, Aika memang tidak pernah berhenti bicara tentang bentuk tubuh, Twoarle selalu berpikir untuk berbuat tidak senonoh dengan Souji, dan Erina ternyata seorang masochist yang bergairah apabila diperlakukan seperti anjing, tetapi semua eroticism pada karakter mereka adalah parodi, lelucon-lelucon yang dimaksudkan untuk ditertawakan. Alhasil, daripada jadi membosankan, menyaksikan para tokoh di anime ini saling berinteraksi sebaliknya justru merupakan tontonan yang senantiasa menyenangkan.
- Overall Score:
Apakah anda seorang otaku? Perlu untuk menjawab pertanyaan ini, sebab nilai anime ini juga akan bergantung padanya. Jika jawaban anda adalah ya, maka anime ini merupakan sebuah parodi unik yang cuma bisa dipahami oleh orang-orang tertentu seperti anda. Sayang sekali, otaku atau bukan, bagian visual anime ini akan terasa sangat mengecewakan bagi siapapun. Padahal dia sudah memulai dengan bagus, tetapi kualitas gambar dan animasinya terus menurun hingga melewati batas yang bisa diterima. Meski anime ini seharusnya mampu mendapatkan yang lebih tinggi, karena hambatan tersebut, dia pun hanya tertahan pada nilai 7 dari 10. (Good comedy, poor animation)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar