Announcement

Selamat datang di AOI Casket!
Sebuah tempat di mana anime dilihat dengan antusias, ditelaah dengan seksama, dan kemudian dinilai dengan serius.

Jumat, 11 November 2016

TABOO TATTOO

- Judul: タブー・タトゥー (Taboo Tattoo)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Juli 2016)
- Genre: Action; Super Powers;
- Episode: 12
- Rating: Extreme Violence and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Setelah menolong seorang pria misterius, Akatsuka Justice, atau yang lebih suka dipanggil Seigi, tiba-tiba mendapatkan sebuah Jumon yang tampak seperti tato pada telapak tangannya. Ternyata Jumon tersebut merupakan senjata rahasia dari Amerika Serikat yang telah dicuri dan diselundupkan ke Jepang, maka ketika dia bertemu dengan Bluesy Fruesy atau Izzy, anggota militer AS yang bertugas mengumpulkan kembali semua Jumon yang hilang, Seigi pun langsung ditangkap. Akan tetapi, tatkala Izzy kemudian mengetahui bahwa Jumon milik Seigi adalah Void Maker yang langka, dia mendadak urung menyerahkan Seigi ke atasannya dan justru mengajak Seigi agar menggunakan kekuatan Void Maker untuk membantu misinya.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Pada dasarnya, anime ini sebenarnya hanya berisi pertarungan demi pertarungan antara para Sealed (pengguna Jumon), tetapi dia kemudian memaksa menyajikan cerita yang terlalu rumit. Meski usahanya untuk memberi semua pertarungan tersebut makna yang lebih dalam memang patut dihargai, yang menjadi masalah adalah bahwa anime ini ternyata tidak punya kemampuan yang memadai untuk menyampaikan sebuah cerita rumit. Dia tidak tahu bagaimana cara membangun atmosfer pada suatu situasi, atau cara mengantarkan penonton masuk ke dalam suatu adegan, maka seringkali sesuatu akan tiba-tiba saja terjadi. Setelah baru saja bertarung melawan Arya di pelabuhan, Seigi dan Touko kemudian bermain tenis meja dengannya di kota? .... How come? .... Ceritanya pun terkesan berjalan dengan sangat terburu-buru, karena dia selalu terlihat melompat-lompat dari satu adegan ke adegan berikut tanpa ada proses transisi yang menghubungkan di antaranya. Alhasil, bukannya memberi pertarungan para tokohnya makna yang lebih dalam, bagaikan membaca buku dengan terlalu cepat, setiap bagian cerita di anime ini justru nyaris kehilangan makna sama sekali. Bagian komedi, misalnya, tidak pernah berhasil mengundang tawa, sebab semua lelucon akan mendadak muncul lalu menghilang lagi dalam sekejap, seolah dia tidak bersungguh-sungguh sedang berusaha membuat lelucon, tetapi sekadar ingin menunjukkan beberapa contoh lelucon. Bahkan, kematian salah seorang tokoh penting yang seharusnya tragis pun pada akhirnya akan berlalu begitu saja laksana suatu insiden kecil yang hambar tanpa emosi. Seandainya anime ini membiarkan ceritanya tetap sederhana, setidaknya dia akan memiliki pondasi yang kuat untuk kemudian membantunya berkonsentrasi dalam mengembangkan bagian-bagian lain, namun karena dia berusaha melakukan hal yang jauh melampaui batas kemampuannya, anime ini ternyata malah gagal menyelesaikan satu bagian pun dengan baik.

- Audio Visual (Animasi, Dialog, Voice-Acting, dll):
Pertarungan antara Seigi dan Izzy di episode pertama terlihat luar biasa lancar dan dinamis, namun ini merupakan satu-satunya pengecualian. Sebab pada episode-episode berikutnya, kualitas visual anime ini terus menurun, dengan animasi yang terbatas dan sinematografi yang sangat kaku. Buruknya lagi, barangkali sebagai dampak langsung dari ceritanya yang terburu-buru, visual anime ini juga seringkali dipersingkat -- beberapa gerakan sengaja dihilangkan dan dilangkahi, sehingga terkadang tidak jelas apa yang telah dilakukan oleh para tokohnya. Sesaat sebelumnya mereka cuma berbicara, tetapi sesaat kemudian, semuanya langsung meledak! What the heck just happened!? penonton tentu akan bertanya-tanya. Dan jika terlalu sulit bahkan untuk sekadar mengetahui apa yang terjadi, makna adegan yang ditampilkan pun secara otomatis hampir tidak ada.

- Tokoh/Karakter:
Jika anime ini tidak mampu menyajikan cerita yang rumit dengan benar, hampir dapat dipastikan bahwa dia juga tidak akan sanggup menulis karakterisasi yang mendalam pada para tokohnya. Maka ketika dia coba melakukannya, seperti yang diduga, anime ini hanya menciptakan lebih banyak kekacauan. Sebab alasan bertarung pada para tokoh tersebut ditambahkan cuma secara asal-asalan, seolah bertujuan tidak lebih selain agar mereka terlihat kompleks di permukaan, dan layaknya benda apapun yang diberi aksesori secara serampangan, karakter dasar mereka justru kemudian terasa membingungkan. Seigi, misalnya, yang dimaksudkan menjadi stereotip tokoh utama anime bergenre action yang selalu berapi-api, dipaksakan untuk memiliki alasan mengapa dia berapi-api, dan alasan tersebut pun terus berubah-ubah, sebab dimunculkan hanya ketika ada yang sedang terjadi di dalam cerita dan cuma mengikuti apa yang terjadi itu. Jika Touko berada dalam bahaya, dia akan berapi-api karena rasa tanggung jawabnya sebagai teman untuk melindungi Touko. Jika ada yang berbuat kejam, dia akan berapi-api karena marah melihat kekejaman. Dan jika Arya dan kelompoknya mulai bergerak, dia akan berapi-api karena dia bercita-cita ingin menjadi pejuang keadilan. Kalau begitu, apakah jika Arya berikutnya menyakiti binatang, dia akan berapi-api hanya karena dia adalah seorang pecinta binatang? Mungkin sindiran ini terdengar berlebihan, tetapi bagi Seigi, sungguh sudah tidak ada alasan yang mustahil. Anime ini memberinya begitu banyak sisi hingga tidak lagi jelas bagaimana bentuk Seigi yang asli -- motif apa yang akan mendorongnya bertindak atau tujuan apa yang sesungguhnya hendak dia capai. Seigi bisa menjadi siapa saja, dan semua kekacauan ini berawal dari kekeraskepalaan anime ini untuk membuat karakternya terkesan rumit meski dia tidak pernah tahu cara yang benar.

- Overall Score:
Apakah ada yang menekan tombol fast-forward tanpa sepengetahuan anda? Menonton anime ini, anda mungkin akan spontan bertanya demikian. Namun kemudian anda menyadari, tidak ada yang mempercepat anime ini, tetapi anime ini sendiri yang memang terkesan berjalan lebih cepat dibandingkan anime lain pada umumnya. Sebab dia akan begitu saja melompat dari adegan ke adegan tanpa ada proses transisi, dan secara visual dia akan sengaja memotong sebagian gerakan para tokohnya untuk mempersingkat suatu adegan. Lalu, apakah anime ini masih tetap bisa dinikmati? Sayangnya, kemungkinan besar jawabannya adalah tidak. Sebab ketika sesuatu hanya melesat sekilas di depan mata, terlalu sulit untuk memahami apapun selain bayangannya. Skor 5 dari 10 (Overstretched)


DVD/Blu-ray:
Volume 1
Volume 2
Volume 3
Volume 4
Volume 5
Volume 6

5 komentar:

  1. min.. di list ny g ada review anime toaru series ya ? pdahal anime yg cukup terkenal itu min..

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Toaru Hikuushi" ada :) .... "Toaru" saya tahu, tapi terus terang, belum nonton. Terus, justru karena sangat terkenal, kalo mau review sekarang rasanya sudah telat. Ada dua season, masing-masing dua cours lagi. Memang ada rencana nonton, tapi cuma untuk dinikmati (tanpa review). Maaf.

      Btw, sudah mulai nonton "Ghost Hunt". Review diusahakan secepatnya.

      Hapus
    2. Waa.. makasih banyak min, requestan saya udah di konfir.. siap menunggu di updetan selanjut nya.. :)
      Untuk toaru ny, iya gkpp min.. ngeriview hmpir 100epsd pasti sulit.. mnding fokus nikmatin cerita nya

      Hapus
  2. reviewe nya bagus,blog nya konsisten dalam hal review.saya malah minder setelah lihat blog ini karena review nya banyak dan berkualitas.blog saya belum ada 2 bulan masih 28 post,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak perlu minder. AOI Casket cuma kebetulan terbit lebih dulu. :) Lagi pula, 28 post dalam 2 bulan itu cukup banyak.

      Hapus