- Judul: COPPELION
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Oktober 2013)
- Genre: Action; SciFi;
- Episode: 13
- Rating: Mild Violence (Physical Harm and Animated Blood) and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Naruse Ibara, Fukusaku Aoi, dan Nomura Taeko adalah Coppelion, clone buatan pemerintah Jepang yang telah direkayasa secara genetika agar kebal terhadap radiasi radioaktif. Pada suatu hari, sinyal SOS mendadak datang dari dalam wilayah Bekas Ibukota yang seharusnya sudah menjadi kota mati karena tercemar bahan radioaktif. Mereka bertiga pun kemudian segera diutus untuk menjelajahi Bekas Ibukota dan ditugaskan menyelamatkan orang yang mengirim sinyal tersebut.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Ada hal-hal yang aneh di anime ini. Mengapa Naruse dan yang lainnya mengenakan seragam sekolah? Bukankah seharusnya mereka sudah lulus? Ataupun jika belum, bukankah mereka seharusnya dalam misi militer? Mengapa mereka tidak diberikan semacam seragam militer? Dari awal sampai akhir, hal ini tidak pernah berhenti membuat bingung. .... Akan tetapi, jika penonton mampu mendorong diri mereka untuk mengabaikan hal-hal tersebut, anime ini akan menunjukkan bahwa dia juga memiliki teknik storytelling yang baik. Ceritanya berjalan dengan sangat lancar; para Coppelion bukan sekadar memecahkan kasus demi kasus, melainkan satu insiden akan menimbulkan riak yang memicu insiden-insiden berikut, menghasilkan pola sebab dan akibat yang berujung pada klimaks yang menegangkan.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Meski terdapat adegan-adegan yang tampaknya diedit dengan keliru sehingga beberapa insiden terasa berlalu lebih cepat daripada yang seharusnya, secara keseluruhan visual anime ini masih cukup memuaskan. Namun, ada masalah yang berulang seputar musik latarnya. Anime ini seperti tidak pernah tahu bagaimana cara yang benar untuk mengangkat emosi, terutama dari momen-momen yang lebih sensitif. Musik dengan ritme cepat memang sesuai apabila para tokohnya sedang bertarung, tetapi jika juga diperdengarkan ketika mereka sedang menangis atau akan segera berpisah, penonton mungkin akan kebingungan atas emosi apa yang mesti mereka rasakan.
- Karakter:
Anime ini terlalu memaksakan kepada penonton pesan bahwa "Coppelian adalah boneka buatan manusia" melalui para tokohnya. Bukan hanya hal ini menyebabkan tema percakapan mereka terasa berulang-ulang seolah mengemis minta perhatian, karakter tokoh-tokoh tersebut pun akhirnya menjadi sulit dimengerti. Naruse, sang ketua kelas yang biasanya ceria dan tangguh menghadapi segala situasi, tiba-tiba saja akan menangis tersedu-sedu. Ozu bersaudari, yang sebelumnya disebutkan memiliki sifat bawaan dari seorang pembunuh gila yang bahkan menyukai identitas mereka sebagai Coppelion, ternyata kemudian ... tidak demikian. Anime ini mungkin bermaksud mengajak penonton agar bersimpati, namun akan sulit melakukannya ketika kesedihan para Coppelion pun cenderung terasa cuma seperti acting yang menipu.
- Overall Score:
Kota mati, kondisi lingkungan yang berbahaya, dan orang-orang yang ditinggalkan -- anime ini menjanjikan sebuah petualangan mendebarkan bernuansa post-apocalyptic yang penuh emosi. Dan sebenarnya dia sudah berhasil memenuhi janji tersebut ... kecuali pada bagian "penuh emosi". Dengan musik latar yang tidak sesuai dan karakter yang tidak jelas, anime ini hampir tidak pernah mampu menyampaikan emosi dari suatu momen secara tepat. Anda memang masih bisa menikmati jalan ceritanya yang lancar dan visual yang cukup memuaskan, tetapi kemungkinan besar semuanya itu akan terasa hampa. Nilai 7 dari 10 (Emotionally confusing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar