- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Juli 2012)
- Genre: Comedy;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence (Physical Harm and Animated Blood)
- Sinopsis:
Saat kegiatan Gorakubu terus berlanjut, keempat anggota OSIS dari SMP Nanamori pun mengalami momen-momen lucu mereka. Himawari dan Sakurako yang tidak pernah berhenti bertengkar namun juga tidak terpisahkan, Ayano yang diam-diam menyukai Kyouko, dan juga Chitose yang berbahagia dengan imajinasi erotisnya.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Dengan kadar kesegaran yang sudah berkurang, anime ini tidak lagi memiliki impact yang sekuat season pertamanya, tapi bukan kemudian berarti bahwa kualitas komedinya menurun. Bahkan bisa dikatakan kalau anime ini berhasil membuat jenis komedi tersendiri yang spesial dan unik terhadap anime genre komedi lainnya. Hanya saja, anime ini tidak memulai season barunya dengan baik. Barangkali dengan maksud memperluas variasinya, bagian awal anime ini lebih banyak terfokus pada dua karakter yang sebelumnya lebih sering sebagai pendukung, yaitu Himawari dan Sakurako, serta menggunakan komedi jenis permainan kata berupa pun, yang sayangnya akan agak sulit ditangkap oleh kebanyakan orang sehingga dengan cepat terasa tumpul dan bahkan mungkin sampai membosankan. Maka beruntung, hal ini kemudian tidak berlangsung lama, dan sebelum pertengahan, anime ini telah kembali ke warna aslinya dengan empat karakter utamanya.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Pada season kali ini pun, anime ini berhasil mempertahankan kombinasi yang sempurna antara audio dan visualnya. Voice-acting yang baik pada percakapan-percakapan lucunya didukung oleh visualisasi reaksi para karakternya yang tepat, sementara animasi yang dramatis diperkuat oleh musik latar yang sesuai dan kalimat penutup yang mengenai sasaran. Sebuah teknik penyajian komedi yang pandai dan khas untuk anime ini.
- Karakter:
Sebagai bagian penting dari komedinya, "Lack of Existence" milik karakter Akari mengalami masalah yang serupa, yaitu kadar kesegaran yang berkurang. Ciri khas tersebut menjadi sesuatu yang sudah mulai terlalu sering dipakai, dan hal ini tidak pernah berdampak baik bagi sebuah komedi. Dilematis, memang, sebab ciri khas ini adalah apa yang menjadikan Akari sebagai ikon, dan mengurangi jumlahnya akan mengubah keseluruhan rasa dari anime ini. Tapi, apakah dilema ini memang adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari? Sudah ada tokoh iconic di anime lain yang mampu tetap segar setelah dua season, maka seharusnya kesalahan bukan ada pada karakter Akari, melainkan pada cara anime ini mengeksploitasi ciri khas tersebut yang terasa sangat repetitif.
Namun, Akari bukan satu-satunya karakter di sini. Sebagian besar anime ini masih berdasar pada kombinasi antara semua karakternya, dan dalam hal ini, tidak ada masalah sedikit pun. Meski selalu menggunakan situasi yang masih kurang lebih sama, anime ini tetap sanggup memperlihatkan sisi yang baru setiap kalinya agar tidak sampai berulang-ulang.
- Overall Score:
Dilihat dengan saksama, anime ini sebenarnya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan season pertamanya. Variasi yang gagal menyebabkan dia tidak lagi terasa sesegar sebelumnya ketika pertama kali menyajikan ide-ide baru. Namun, sebagai komedi pada akhirnya anime ini dinilai dari kemampuannya membuat anda tertawa, dan dalam bidang ini, dia masih merupakan salah satu yang terbaik. Nilai 9 dari 10 (Still recommended!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar