Announcement

Selamat datang di AOI Casket!
Sebuah tempat di mana anime dilihat dengan antusias, ditelaah dengan seksama, dan kemudian dinilai dengan serius.

Sabtu, 07 April 2012

LAST EXILE ~GINYOKU NO FAM~

- Judul: ラストエグザイル-銀翼のファム- (Last Exile ~Ginyoku no Fam~)
- Judul Alternatif: Last Exile ~Fam, the Silver Wing~
- Tipe: TV
- Genre: Action; SciFi
- Episode: 21+2
- Rating: Mild Violence (Rare Blood Scene) and Mild Eroticism (Rare Suggestive Silhouette)
- Sinopsis:
Dipimpin oleh Perdana Menteri Luscinia, Kekaisaran Ades memulai misi menguasai dunia, dan yang menjadi sasaran pertamanya adalah Kerajaan Turan. Menculik Liliana, Luscinia lalu menggunakan kekuatan sang puteri untuk memanggil kendaran misterius dari masa lalu, Exile, dan menghancurkan Turan dalam sekejap. Dua orang perompak angkasa muda, Fam dan Giselle menampung adik Liliana bernama Millia yang berhasil menyelamatkan diri, dan setelah tanpa sengaja tertangkap oleh kapal perang dari negara lain, Sylvius, bersama-sama mereka mulai menyusun rencana untuk balas menyerang Ades dan Luscinia.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Amazing! Hanya sedikit anime yang berani menceritakan sebuah peperangan berskala besar, dan jauh lebih sedikit lagi yang berhasil melakukannya dengan baik. Dengan keaneka ragaman budaya yang ditampilkan di dalam ceritanya--Turan dengan tradisi kerajaannya, kelompok perompak yang hidup bebas di angkasa, Ades yang militeristik, Glacies yang berbahasa Rusia, dan masih banyak lagi negeri-negeri yang lebih kecil--dalam hal penggambaran skalanya anime ini bisa dikatakan setara dengan karya besar seperti The Lord of the Rings dari JRR Tolkien dengan bermacam-macam rasnya. Bahkan, anime ini mungkin memiliki sedikit keunggulan, sebab daripada sekadar kisah epik tentang kepahlawanan, sisi dramanya menyamarkan batas antara kebaikan dan keburukan sehingga menghasilkan jalan cerita yang lebih kompleks. Memang, dari sudut pandang tokoh utama Fam, Luscinia tetap ditempatkan sebagai musuh, tetapi anime ini berulang kali memaksa penonton bertanya-tanya jika Luscinia memiliki alasan yang benar atas tindakannya.
Bagian storytelling-nya juga patut diacungi jempol. Dengan potensi pembalik keadaan pertempuran terdapat di setiap hal-hal detil dan karakter-karakter yang mungkin berganti sisi setiap saat, cerita anime ini benar-benar sulit ditebak. Jangankan keseluruhan cerita, pertengahan kedua dari satu episode pun bisa menyimpan kejutan yang sama sekali tidak terduga. Hebatnya, semua kejutan tersebut selalu terasa alami, masih di dalam batas kewajaran, laksana menyaksikan David Beckham yang tiba-tiba mencetak gol dari tengah lapangan--membuat penonton tercengang, tetapi hanya oleh karena rasa takjub.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Animasi dua dimensi anime ini sesekali terkesan kikuk dan bahkan terlihat kasar, namun kekurangan-kekurangan ini tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan animasi 3D-nya yang sungguh-sungguh mengagumkan. Baik manuver-manuver tajam kapal vanship yang sedang melewati lorong-lorong atau menghindari hujan peluru maupun formasi kapal-kapal lebih besar yang dengan berani saling berhadapan dan saling menghancurkan, anime ini memiliki kualitas dari film teatrikal di dalam setiap episodenya. Bahkan bagi mereka yang tidak terlalu menyukai ceritanya, bagian visual anime ini tetap dapat menjadi hiburan tersendiri yang sanggup menghipnotis penontonnya.

- Karakter:
Anime ini benar-benar berhasil memperlihatkan kedalaman emosi para karaternya dan juga kerumitan interaksi di antara mereka. Keluarga yang saling berperang karena idealisme, musuh yang bersekutu karena loyalitas, atau teman yang saling curiga karena dendam--anime ini seolah mengangkat semua drama manusia yang selalu tersembunyi di balik kedahsyatan perang. Memang ada sebagian karakter yang terasa terlalu tipikal anime, seperti Shorush yang sedikit terlalu sering bermain-main bahkan meski sedang di tengah-tengah pertempuran, tetapi sebagian besar karakter anime ini memiliki sisi kemanusiaan yang bisa dengan mudah dikenali dan dipahami oleh penonton. Dalam hal karakterisasi, anime ini sangat sangat realistis.

- Overall Score:
Yang jahat di dalam perang adalah perang itu sendiri .... Menggali dalam tentang emosi manusia di tengah peperangan, anime ini akan memicu ungkapan filosofis tersebut untuk terbersit di benak anda. Apakah ada pihak yang salah di dalam peperangan? Visualisasi pertempuran-pertempurannya sendiri adalah sebuah tontonan yang luar biasa, namun dicampur dengan drama antara para karakter yang terlibat, bahkan setiap kapal yang tertembak jatuh pun memiliki kisahnya sendiri. Excellently entertaining, cleverly argumentative--nilai 10 dari 10 (A Must-Watch!)

2 komentar:

  1. Ini harus nonton prequelnya dulu ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak harus. Ada tokoh yang muncul kembali, tapi perannya tidak banyak berhubungan dengan cerita sebelumnya.

      Hapus