- Judul: まじもじるるも (Majimoji Rurumo)
- Judul Alternatif: Magi Moji Rurumo;
- Tipe: TV (Juli 2014)
- Genre: Comedy; Supernatural; Romance;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Shibaki Kouta tidak pernah menyangka bahwa permintaannya untuk mendapatkan celana dalam perempuan ketika sedang menguji sebuah buku sihir ternyata benar-benar terkabul, terlebih lagi bahwa sebagai bayarannya, dia kini harus menyerahkan nyawa kepada si gadis penyihir Rurumo. Beruntung, karena menggunakan celana dalam miliknya sendiri untuk mengabulkan permintaan Kouta, Rurumo telah melanggar peraturan dunia sihir dan akan segera dihukum penjara sebelum dia sempat mengambil nyawanya, namun tidak tega membiarkan gadis itu menderita, Kouta lalu membatalkan permintaan dan mengembalikan celana dalam Rurumo. Sayangnya, masalah Kouta tidak begitu saja berakhir, sebab rupanya kontrak dengan Rurumo masih tetap aktif. Beberapa hari berselang, Rurumo muncul lagi dengan setumpuk tiket yang bisa Kouta gunakan untuk meminta bantuan dari sihir gadis itu, tetapi pada setiap lembar yang terpakai, nyawanya juga akan ikut berkurang.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Dengan sebagian besar leluconnya hanya selalu bertema ecchi, komedi anime ini akan segera terasa hambar. Meski obyeknya masih bisa berubah, semua hal yang dikatakan Kouta pada dasarnya selalu bernada sama, dan lebih buruknya lagi, nyaris tidak ada sedikit pun yang baru dari lelucon-lelucon tersebut yang belum pernah ditemukan pada anime lain. Namun, ini tidak mesti kemudian berarti bahwa anime ini tidak pandai dalam menulis komedi, sebab ketika bicara tentang kesulitan yang dihadapi Kouta akibat reputasi buruknya atau kecerobohan Rurumo saat melakukan tugas sehari-hari yang sepele, dia ternyata tetap mampu membuat siapapun tertawa. Maka barangkali masalah anime ini terletak pada bagaimana dia terlalu berlebihan dalam menunjukkan cara berpikir Kouta yang ecchi ketika seharusnya tidak perlu. Dengan kata lain, karena sejak awal sudah menetapkan bahwa Kouta adalah seseorang yang dikenal selalu melakukan hal-hal yang ecchi, dia pun lalu seolah memaksakan diri untuk terus menunjukkannya kepada penonton tanpa peduli lagi dengan kualitas lelucon yang dihasilkan. Masalah ini terindikasi semakin jelas setelah anime ini juga berusaha memasukkan adegan-adegan drama ke dalam cerita. Timing kemunculannya begitu canggung hingga terkesan dipaksakan, bagai dibuat seadanya hanya karena anime ini merasa berkewajiban untuk menciptakan suasana selain yang jenaka. Seandainya saja dia memusatkan perhatian cukup pada penulisan lelucon yang baik, anime ini tentu akan menjadi cerita komedi yang jauh lebih bagus.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Animasi yang bagus dan voice-acting yang hebat sangat mendukung komedi anime ini. Memang disayangkan bahwa kebanyakan lelucon yang ada ternyata kemudian tidak selucu yang diinginkan, tetapi penyebabnya adalah karena temanya sendiri yang monoton, sedangkan pada beberapa lelucon yang benar-benar berhasil, cara penyajian dari audio visual anime ini berperan penting dalam memaksimalkan efeknya.
- Karakter:
Shibaki Kouta yang kepalanya seolah tidak berisi apa-apa selain majalah porno memang terlalu dangkal, tetapi beruntung, anime ini masih punya beberapa tokoh yang memiliki daya tarik. Rurumo yang selalu melakukan kesalahan namun tidak pernah jera, atau tokoh-tokoh pendukung seperti Chiro dengan kenakalannya dan ibu dari Kouta dengan kecurigaannya -- mereka menawarkan cukup kejutan yang tak terduga, maka meski sebenarnya tidak selalu mengatakan sesuatu yang lucu, hanya dengan kehadiran mereka di dalam sebuah adegan, anime ini pun seketika terkesan lebih berwarna. Mereka menjadikan waktu yang terbuang untuk mendengarkan omong kosong Kouta dan teman-temannya tentang hal-hal ecchi terasa tidak sepenuhnya sia-sia, sebab setiap saat, tingkah laku atau komentar dari salah satu tokoh ini mungkin saja akan langsung merubah keseluruhan episode yang sebelumnya membosankan mendadak tampak sebagai hiburan yang layak ditonton.
- Overall Score:
Apakah eroticism sudah terlalu jauh mempengaruhi industri anime? Jika melihat apa yang terjadi pada anime ini, sepertinya memang benar demikian. Dia menunjukkan tanda-tanda bahwa dia mampu menjadi komedi yang luar biasa dengan tokoh-tokoh yang menarik dan cara penyajian yang efektif. Namun, mungkin karena terlalu memaksa untuk tampil dengan nuansa erotis, anime ini kemudian mencegah dirinya sendiri naik ke tingkat yang lebih tinggi dan malah mengisi sebagian besar durasinya dengan lelucon-lelucon hambar. Meski begitu, secara obyektif dia tetap bisa menghibur anda. Berkat sedikit jejak yang tersisa dari potensinya, paling tidak sesekali anime ini masih akan menyediakan komedi yang layak. Nilai 7,5 dari 10 (Occasionally good comedy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar