- Judul: インフィニット・デンドログラム (Infinite Dendrogram)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Januari 2020)
- Genre: Action; Super Powers; SciFi;
- Episode: 13
- Rating: Mild Violence and Mild Eroticism
- Sinopsis:
Diajak oleh kakaknya, Ray Starling mulai bermain Infinite Dendrogram, sebuah game VR MMO-RPG yang menawarkan kepada para pemainnya kebebasan tanpa batas untuk menjadi dan melakukan apa saja yang mereka inginkan. Game tersebut juga memberi mereka Embryo, kemampuan unik dari setiap pemain yang akan memiliki wujud serta kekuatan khas berdasarkan kepribadian mereka masing-masing, dan Embryo milik Ray yang tidak pernah menyerah meski menghadapi musuh yang jauh lebih kuat kemudian berubah menjadi Nemesis, seorang gadis yang mampu membalikkan semua serangan lawan.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Sebuah game yang membolehkan para pemainnya melakukan apa saja sesuka hati mereka rasanya hanya akan menimbulkan banyak masalah, jika bukan sejak awal memang sangat tidak realistis, tetapi barangkali konsepnya sendiri tidak sepenuhnya mustahil. Bila ada teknologi yang mendukung, mungkin saja suatu game bisa menyamarkan batasan-batasannya, sehingga penonton pun tentu akan merasa bahwa mereka bebas melakukan apa saja. Bukan, masalah anime ini yang sesungguhnya adalah bahwa, bahkan meski dengan kebebasan pada settingnya tersebut, dia tetap saja tidak mampu menghasilkan cerita apapun. Kisah Ray ternyata hanya berisi satu pola sama yang selalu berulang: dia bertemu lawan, bertarung, lalu menang. Atau dengan kata lain, meski dia berusaha membuatnya terlihat lebih dramatis, cerita anime ini pada dasarnya cuma memperlihatkan kegiatan rutin Ray yang terus-menerus bermain game. Tidak ada motivasi atau tujuan tertentu, dia benar-benar cuma bermain game. Dan game itu pun bukan suatu game yang istimewa -- tidak ada sesuatu pun yang unik pada Infinite Dendrogram untuk dapat membedakannya dari game MMO-RPG yang paling standar. Ya, memang, beberapa kali anime ini sempat mengindikasikan bahwa Infinite Dendrogram sebenarnya lebih dari sebuah game, tetapi hal tersebut belum banyak berarti. Setidaknya untuk serial kali ini, rahasia apapun yang dia simpan masih berupa suatu informasi tidak jelas di latar belakang, dan Infinite Dendrogram tidak pernah menampakkan wujud selain sebagai sebuah game biasa.
- Audio Visual (Animasi, Dialog, Voice-Acting, dll):
Meski bukan yang paling halus, anime ini tetap mampu menganimasikan aksi-aksi para tokohnya dengan cukup baik. Namun, sayangnya, hal ini tidak secara otomatis menjadikan adegan pertarungan mereka menarik untuk disaksikan, sebab ternyata tokoh-tokoh tersebut sangat senang bicara. Mereka akan berbincang panjang lebar di awal, di pertengahan, dan juga di akhir setiap pertarungan, maka penonton harus menunggu beberapa menit sebelum mereka benar-benar bertarung, dan beberapa menit lagi di antara jurus-jurus mereka, lalu beberapa menit lagi saat mereka hampir selesai.
- Tokoh/Karakter:
Karakter semua tokohnya begitu generik mereka terasa sangat membosankan. Para tokoh utama adalah para pahlawan yang selalu baik hati, dan lawan-lawan mereka adalah orang-orang jahat yang selalu berpikiran jahat, sehingga setiap tindakan dan perilaku mereka teramat mudah ditebak. Lalu ditambah pula dengan ketiadaan motivasi atau tujuan jelas selain untuk melakukan apapun yang mereka inginkan, percuma saja coba membahas para tokoh di anime ini, sebab mereka benar-benar tidak berisi apa-apa.
- Overall Score:
Layaknya menyaksikan kejadian-kejadian hampa secara terus-menerus, anime ini adalah definisi dari suatu tontonan yang membosankan. Kisah Ray sesungguhnya cuma sebuah cerita tentang seseorang yang menghabiskan waktu luangnya dengan bermain game, dan aktivitasnya di dalam game itu pun pada dasarnya hanya rutinitas sama yang berulang-ulang. Adegan pertarungan merupakan satu-satunya peluang anime ini untuk tetap bisa mengisi semua kehampaan tadi dengan sesuatu, tetapi ternyata, bahkan pada bagian ini, dia juga terbukti tidak kompeten. Skor 6 dari 10 (Absolutely average)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar