Announcement

Selamat datang di AOI Casket!
Sebuah tempat di mana anime dilihat dengan antusias, ditelaah dengan seksama, dan kemudian dinilai dengan serius.

Jumat, 08 Mei 2015

SAENAI HEROINE NO SODATEKATA

- Judul: 冴えない彼女の育てかた (Saenai Heroine no Sodatekata)
- Judul Alternatif: SaeKano; How to Raise a Boring Girlfriend;
- Tipe: TV (Januari 2015)
- Genre: Romance; Comedy;
- Episode: 12+1
- Rating: Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Setelah pertemuannya yang tidak disengaja dengan Katou Megumi yang bergaun serba putih di bawah guguran bunga Sakura, Aki Tomoya tiba-tiba saja mendapatkan ide membuat sebuah Gyaruge (Gal game). Namun dia sama sekali tidak memiliki kemampuan menulis ataupun menggambar untuk mendukung ide tersebut, maka dia pun meminta bantuan kepada teman masa kecilnya, Sawamura Spencer Eriri yang kini telah menjadi penulis manga Doujinshi populer yang dikenal dengan nama Kashiwagi Eri, dan juga kakak kelasnya, Kasumigaoka Utaha yang sesungguhnya adalah penulis serial novel sukses dengan nama pena Kasumi Utako. Agar dapat rilis tepat pada event Comiket musim dingin, Tomoya dan yang lainnya kemudian bekerja keras menyelesaikan game mereka secepat mungkin dengan menggunakan Megumi sebagai model, meskipun Megumi sendiri sebenarnya tidak punya cukup daya tarik untuk menjadi seorang heroine.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Di satu sisi, anime ini merupakan gabungan yang baik antara kisah tentang pembuatan game dan kisah romantis. Bagaimana Tomoya pada awalnya memutuskan untuk membuat game hingga kemudian mengapa dia mengumpulkan para tokoh gadis di sekelilingnya -- keduanya dapat berjalan dan berkembang beriringan secara alami. Namun di sisi lain, penggabungan ini juga menyebabkan anime ini akhirnya tidak punya wujud yang pasti. Bagian tentang pembuatan game ternyata hanya dibahas dengan setengah hati. Meski selalu relevan, dia tidak pernah terasa sebagai kegiatan utama yang seharusnya menyatukan tokoh-tokoh di anime ini, tetapi cuma seperti sesuatu yang mereka lakukan sambil lalu saat mereka berkumpul. Proses pembuatannya memang dipaparkan secara bertahap, tetapi para tokohnya seolah hanya melewati dan menyelesaikannya begitu saja, tanpa ada penjelasan apa yang sebenarnya mereka lakukan pada setiap tahapan tersebut. Sementara, meski didukung oleh situasi dasar yang kuat yang memungkinkan keberadaannya tampak masuk akal, pada kenyataannya kisah romantis di anime ini juga tidak lebih daripada satu lagi cerita harem.
    "Memangnya apa yang salah dengan harem!?" protes Tomoya di salah satu episode.
Well, masalahnya adalah karena dia tidak menuju ke mana pun. Tomoya dipaksakan harus mengikuti route semua tokoh sekaligus. Hubungannya dengan masing-masing tokoh gadis harus selalu berkembang secara bersamaan sehingga tidak ada satu pun yang akan pernah mencapai suatu akhir yang jelas, terus-menerus ditunda sampai setiap emosi di dalamnya mengering. Ditambah lagi, karena lelucon-leluconnya disamarkan terlalu jauh di dalam dialog, sebagian besar komedi anime ini tidak efektif, maka meski memulai dengan konsep awal yang baik, sesungguhnya tidak ada yang bisa benar-benar dinikmati di cerita anime ini -- tidak ada kisah yang inspiratif, tidak ada romantisme yang menyentuh, dan bahkan tidak pula ada momen-momen jenaka untuk sekadar mencegah setiap episode dari menjadi begitu hampa.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Visual di anime ini sesekali menunjukkan indikasi atas kualitas yang tinggi, tetapi terkadang dia juga justru mengisyaratkan yang sebaliknya. Sebagai contoh, sinematografi yang dengan sengaja menempatkan Megumi di luar fokus frame merupakan teknik pandai untuk menggambarkan karakternya yang mudah melebur di latar belakang, tetapi meski secara keseluruhan sudah bagus, masih terdapat beberapa adegan di mana animasi para tokohnya tampak tidak mampu menyatu sempurna dengan gambar latar.
Pada bagian audio, sebagaimana yang telah disebutkan, salah satu alasan mengapa komedi anime ini kurang efektif adalah karena dialognya. Cara para tokohnya yang mengatakan setiap lelucon dengan nada datar layaknya ucapan biasa mempersulit penonton untuk dapat segera menangkap apa yang lucu. Namun, barangkali masalah yang lebih besar terletak pada Tomoya. Seolah terlalu dipaksakan untuk menunjukkan karakternya sebagai seorang otaku, tsukkomi miliknya yang semestinya membantu memperjelas lelucon-lelucon tadi akhirnya seringkali terkesan bukan layaknya suatu reaksi yang alami apalagi tulus.

- Karakter:
Karakter Megumi yang apatis terasa begitu menyegarkan karena sangat jauh berbeda dari semua karakter tokoh gadis yang pernah ditulis. Sebaliknya, tokoh-tokoh yang lain justru adalah kumpulan stereotip yang sudah begitu sering ditemukan -- Eriri yang tsundere, Utaha yang dingin serta bermulut tajam, dan seterusnya -- tetapi jika mereka dilihat sebagai sarana pembanding untuk membantu mendefinisikan karakter Megumi semakin jelas, maka sesungguhnya anime ini juga telah memberi mereka karakter-karakter yang paling tepat. .... Namun, itu berlaku hanya jika anime ini memang berusaha menempatkan Megumi sebagai tokoh sentral. Apakah anime ini memang bermaksud melakukannya? Judulnya mengatakan demikian, tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Setelah diperkenalkan di tengah panggung pada beberapa episode awal, Megumi kemudian menghabiskan sebagian besar durasi anime ini bersembunyi di pinggir. Alhasil, dia pun hanya menjadi salah satu gadis di dalam cerita harem, dan karakternya yang unik tidak lagi banyak berarti kecuali cuma sebagai variasi di antara karakter-karakter lainnya. Bahkan, keunikan tersebut malah berdampak buruk bagi Megumi, sebab jika bukan sebagai pusat di mana tokoh-tokoh lain berkumpul, dia benar-benar tidak punya peran alternatif lain yang sesuai. Tomoya adalah produser, Eriri adalah ilustrator, Utaha adalah penulis naskah, dan Michiru adalah komposer musik, tetapi apa fungsi Megumi? Hanya sebagai model bagi Eriri? Apakah seorang penulis manga berpengalaman seperti Eriri masih membutuhkan model hidup untuk melukis suatu ekspresi? Bagaimanapun coba dipikirkan ulang, pada akhirnya anime ini menyisakan Megumi tanpa manfaat apa-apa, padahal awalnya dia merupakan tokoh yang luar biasa menjanjikan. It had a truly interesting character, and yet it could only make the worst out of her. What a shame ...

- Overall Score:
Berdasarkan plot tentang seorang pemuda yang dikelilingi oleh beberapa gadis cantik sekaligus, bukan hal yang keliru jika anda segera menduganya sebagai sebuah harem. Namun, meski dengan dugaan tersebut, kemungkinan anime ini akan tetap membuat anda kecewa, sebab ternyata dia tidak pernah lebih daripada sebuah harem. Dengan kata lain, anime ini sebenarnya mengisyaratkan bahwa dia masih punya sisi alternatif yang cukup menarik dalam bentuk perjuangan untuk membuat game dan juga seorang heroine yang unik, tetapi rupanya proses pembuatan game itu kemudian hanya menjadi setting saat si pemuda merebut hati gadis-gadis tadi, sementara sang heroine pun akhirnya cuma menjadi salah satu dari mereka. Memang, anime ini dimulai dengan awal yang brilliant ketika dia pertama kali memperkenalkan tokoh Katou Megumi, maka sekadar untuk memberi penghargaan atas awal tersebut, anime ini diberi nilai 7 dari 10 (Harem with a slightly better opening)


DVD/Blu-ray:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar