Laman

Jumat, 05 Desember 2014

ZANKYOU NO TERROR

- Judul: 残響のテロル (Zankyou no Terror)
- Judul Alternatif: Resonance of Terror;
- Tipe: TV (Juli 2014)
- Genre: Mystery; Action;
- Episode: 11
- Rating: Mild Violence
- Sinopsis:
Kokonoe Arata dan Hisami Touji baru saja pindah ke Tokyo, tetapi mereka berdua bukanlah pemuda biasa. Mereka sesungguhnya adalah Nine dan Twelve, dua anggota dari kelompok teroris Sphinx yang kemudian meledakkan serangkaian bom di Tokyo setelah terlebih dahulu menyebarkan pesan ancaman yang penuh teka-teki di internet. Namun, karena ternyata mereka tidak pernah menuntut apapun, Detektif Shibazaki dari Kepolisian pun mulai bertanya-tanya jika ada maksud tersembunyi yang lebih besar di balik serangan teror Sphinx daripada sekadar memicu kepanikan.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
What a great storytelling! Mungkin penilaian ini dipengaruhi oleh kenyataan bahwa dia muncul pada masa ketika sangat jarang anime lain yang memberi perlakuan serupa, namun bagaimanapun juga, cara anime ini menyampaikan jalan ceritanya tetap merupakan sesuatu yang istimewa. Misteri utamanya diungkap sedikit demi sedikit dan melalui teka-teki yang lebih kecil yang juga disusun dengan cermat, sehingga tidak ada satu episode yang berlalu kecuali akan mengajak penonton untuk berpikir. Lebih hebatnya lagi, anime ini juga tampaknya disusun melalui perencanaan dan penelitian yang ekstensif. Mulai dari mitologi yang mencakup kebudayaan Yunani dan Jepang sekaligus sampai bahkan jenis-jenis bahan peledak yang digunakan oleh Sphinx, terlepas dari resiko keamanan bahwa informasi tersebut bisa jatuh ke orang yang salah, anime ini tidak setengah-setengah dalam menyiapkan sumber referensinya.
Namun, anime ini bukannya tidak punya kekurangan. Bahwa ada bom yang diatur agar meledak di tengah kota namun tidak pernah dimaksudkan untuk mencelakai siapapun -- keseluruhan ide ini sendiri sudah terdengar konyol secara logika, tidak peduli seberapa pandai anime ini ingin menggambarkan Nine dan Twelve. Dan juga, beberapa bagian penting di dalam cerita terasa terlalu digampang-gampangkan untuk terjadi, seperti misalnya Nine dan Twelve yang selalu mampu melewati petugas keamanan dengan enteng, atau keterlibatan pihak AS yang begitu mudahnya mengambil alih investigasi dari kepolisian Jepang. Mengingat tingkat sensitivitas topik yang dia bahas, barangkali ini adalah upaya yang disengaja agar anime ini kemudian tidak terkesan terlalu realistis, tetapi menilainya hanya sebagai sebuah cerita, ada saat-saat ketika anime ini tidak berjalan secara alami.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Dengan perhatian yang tinggi terhadap detil, animasinya tampak begitu halus serta lancar, dan gambar latarnya selalu terlihat indah. Lalu ditambah dengan sinematografi yang tepat baik pada bagian aksi maupun untuk bagian misteri, visual anime ini jelas termasuk yang terbaik. Hanya saja, satu hal yang mungkin harus dikritik adalah penyajian sebagian dialog dalam Bahasa Inggris. Ini bukan tentang voice-acting yang tidak mampu memberikan aksen yang benar, melainkan tentang kualitas penulisan dialog itu sendiri yang terdengar sangat kaku karena dipaksakan menggunakan Bahasa Inggris. Tampaknya, hal ini hanyalah dimaksudkan sebagai aksesoris untuk sekadar mengesankan bahwa tokoh-tokoh yang digambarkan berasal dari AS memang bukan orang Jepang -- rincian tidak perlu yang akan jauh lebih baik jika diabaikan sebab dia akhirnya justru menjadi noda di tengah audio anime ini yang secara keseluruhan sesungguhnya sudah bagus.

- Karakter:
Apakah anime ini berusaha mengajak penonton agar bersimpati kepada para teroris? Jika menilai berdasarkan pada bagaimana dia memilih tokoh-tokohnya, hanya pesan tersebut yang tampak mungkin. Dua orang remaja terasa tidak cocok sebagai profil pelaku utama untuk insiden dengan skala sebesar ini. Meski dengan status jenius dapat menjelaskan bagaimana mereka mendapatkan keahlian dan dana yang dibutuhkan, membayangkan bahwa mereka melakukan semuanya hanya berdua saja -- membuat kartu kredit palsu, merakit bom, menembus sistem keamanan, dan seterusnya -- rasanya tetap terlalu sulit untuk bisa diterima akal. Maka, daripada disusun agar sesuai dengan cerita, kelihatannya Nine dan Twelve lebih banyak dimaksudkan cuma untuk memberi nuansa tragis, bahwa sesuatu yang begitu menakutkan seperti terorisme dilakukan oleh orang-orang yang masih sangat muda. Demikian pula ketika anime ini menyertakan Lisa, yang tidak punya fungsi apa-apa kecuali untuk menegaskan lebih jauh tragedi tersebut. Dia mendapatkan tugas untuk menunjukkan sisi kemanusiaan Nine dan Twelve, bahwa mereka tetap merupakan pemuda-pemuda yang normal, tetapi kehadirannya tidak pernah terasa perlu. Dia seolah dipaksakan terlibat begitu saja di dalam cerita namun tanpa terlebih dahulu memiliki peran penting yang membenarkan keterlibatannya itu. Apakah penonton akan setuju atau tidak dengan pesan yang hendak disampaikan anime ini adalah tergantung dari pendapat setiap orang, tetapi mungkin karena terlalu bersikeras dengan pesan tersebut, akhirnya terdapat kesan pertentangan antara cerita dan para tokohnya.

- Overall Score:
Sangat jarang ada anime lain yang bersedia memperhatikan detil sebanyak anime ini. Bukan hanya bagian visualnya terlihat realistis, kepeduliannya untuk menggunakan informasi-informasi yang paling kecil sekalipun menjadikan keseluruhan cerita anime ini terasa bagaikan sesuatu yang bisa saja terjadi di dunia nyata. Ironisnya, ketika berada sedekat mungkin dengan realita merupakan keunggulannya, tokoh-tokoh yang digambarkan terlalu tragis justru kemudian menjadi kelemahan yang tidak bisa disangkal. Berkat storytelling yang hebat, anime ini tetap sangat sayang jika dilewatkan, namun kegagalannya untuk memenuhi standar tinggi yang dia tetapkan sendiri mungkin akan menyebabkan anda tidak pernah bisa merasa puas. Nilai 8 dari 10 (Great stroytelling, unsuited characters)


DVD/Blu-ray:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar