Announcement

Selamat datang di AOI Casket!
Sebuah tempat di mana anime dilihat dengan antusias, ditelaah dengan seksama, dan kemudian dinilai dengan serius.

Sabtu, 03 Maret 2012

TAMAYURA ~hitotose~

Related Anime:
- Sequel: Tamayura ~moaguresshibu~

- Judul: たまゆら ~hitotose~ (Tamayura ~hitotose~)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV
- Genre: Slice of Life; Comedy
- Episode: 12
- Rating: Relatively Safe
- Sinopsis:
Pada awalnya, kesedihan atas kematian ayahnya menyebabkan Sawatari Fuu menghindari semua hal yang berhubungan dengannya, termasuk fotografi dan Kota Takehara. Namun, ketika kemudian melihat kembali foto-foto yang pernah diambil ayahnya, kesedihan tersebut mendadak berubah menjadi kebahagian atas kenangan yang indah, dan dia pun memutuskan ikut menekuni fotografi dengan kamera sang ayah, bahkan juga melanjutkan sekolah di kota kesukaan ayahnya, Takehara. Sejak saat itu, foto-foto yang dia hasilkan dengan perasaan bahagia selalu menampakkan bola-bola cahaya, yang oleh ayahnya disebut dengan Tamayura.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Jalan ceritanya yang lambat dan damai sangat menenangkan, tetapi bukan berarti bahwa anime ini datar dan membosankan. Komedi yang lembut selalu mampu menyegarkan dan mengundang tawa tanpa terlalu jauh mengalihkan penonton dari ceritanya, dan hebatnya, anime ini juga masih mampu menciptakan semacam klimaks dengan build-up yang dapat membuat siapapun penasaran. Lebih jauh, anime ini berhasil menyatukan ketiga unsur di atas ke dalam sebuah komposisi yang benar-benar seimbang dan dalam susunan yang tepat untuk menghasilkan kisah yang ringan dan sederhana namun solid dan lengkap sekaligus.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Pernah mendatangi suatu pameran fotografi? Pernah merasa takjub melihat bagaimana foto-foto itu menonjolkan hal-hal kecil yang biasanya diremehkan? Mungkin karena juga mengangkat fotografi sebagai salah satu temanya, selain dari pemandangan Kota Takehara yang memang jelas indah, anime ini tampak begitu menarik dengan detil-detil di setiap gambarnya. Dari salju yang berkilau di ujung atap pada pagi hari hingga cahaya remang lentera bambu pada malam hari, atau dari anak-anak yang bermain hingga para orang tua yang bekerja bersama-sama, anime ini mengajak penontonnya untuk melihat gambar secara lebih seksama, sehingga bahkan meski tidak pernah menggunakan kamera sebelumnya, siapapun akan tergoda untuk menekan tombol shutter.
Sebenarnya voice-actingnya standar-standar saja, tetapi untuk beberapa karakter seperti Norie, Maon, dan Chihiro, suara mereka terasa begitu sesuai. Walaupun mungkin terkadang terlalu berlebihan, energi Norie langsung 'tampak' dari suaranya, dan begitu juga halnya pada Maon yang pemalu dan Chihiro yang cengeng.

- Karakter:
Meski tidak semua karakter mendapatkan pengembangan yang cukup, melalui hubungan dengan Fuu atau Maon, anime ini masih mampu memberikan kisah tersendiri kepada sebagian besar tokoh. Baik berasal dari kenangan keduanya maupun dari dialog secara langsung, tokoh-tokoh ini diberikan peran yang lebih penting dari sekadar bumbu dan juga identitas sebagai salah satu individu di dalam cerita, sehingga anime ini mencakup bukan cuma pada empat orang gadis melainkan seluruh komunitas warga Kota Takehara, tepat seperti yang hendak ditunjukkan oleh plot mengenai seseorang yang pulang ke kampung halamannya daripada ke teman-teman lamanya.

- Overall Score:
Anime ini berusaha mengajak anda untuk berhenti sejenak dan menikmati saat ini, dan dia melakukannya dengan sangat baik. Jalan cerita yang lambat bisa menenangkan hati siapapun, sementara visual yang indah akan mampu menggoda anda menggunakan setidaknya satu detik dari waktu anda untuk melihat ke sekeliling lebih seksama. Jika anda merasa kehidupan anda melaju terlalu cepat, anime ini pantas untuk dicoba. Efeknya mungkin saja akan mengejutkan anda. Nilai 9 dari 10 (Recommended!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar