- Judul: ステラのまほう (Stella no Mahou)
- Judul Alternatif: Magic of Stella;
- Tipe: TV (Oktober 2016)
- Genre: Comedy; Slice of Life;
- Episode: 12
- Rating: Mild Eroticism (Partial Nudity)
- Sinopsis:
Ketika bermaksud bergabung dengan salah satu klub di sekolahnya, Honda Tamaki kemudian tertarik pada Klub SNS yang mampu membuat game mereka sendiri. Dia tidak tahu apa-apa tentang game komputer, tetapi Tamaki sudah sejak lama gemar menciptakan berbagai jenis permainan. Pada saat yang sama, klub tersebut juga sedang membutuhkan seorang ilustrator baru, maka meski keahlian menggambar Tamaki masih sangat terbatas, mereka tetap menerimanya sebagai anggota dan mengajak Tamaki ikut serta dalam pembuatan game karya mereka berikutnya, Stella no Mahou.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Seandainya anime ini hanya berisi komedi, dia mungkin akan jauh lebih bagus. Walaupun tidak semua leluconnya menyajikan tingkat kejenakaan yang setara, secara umum komedinya telah ditulis dengan baik. Terdapat cukup kreativitas di dalamnya sehingga hampir tidak ada lelucon yang akan terasa berulang, sementara pada saat yang sama, dia juga mampu menjaga topiknya senantiasa berada di sekitar wilayah pembuatan game, maka lelucon-lelucon tersebut pun akan selalu memiliki struktur yang jelas. .... Sayangnya, anime ini tidak hanya berisi komedi, tetapi juga kisah tentang perjuangan Tamaki untuk menjadi seorang ilustrator. Dan meski menyertakan kisah pribadi pada para tokohnya bukanlah hal yang keliru dalam sebuah komedi, anime ini bukan sekadar menempatkan kisah Tamaki sebagai salah satu aspek yang mendefinisikan karakternya, melainkan sebagai bagian utama yang sama penting dengan bagian komedinya. Dengan kata lain, kurang lebih setengah dari anime ini adalah kisah tentang Tamaki, dan yang kemudian menjadi masalah, dia tidak pernah berhasil menampilkan kisah itu cukup menarik untuk diikuti. Penonton mungkin masih akan merasa penasaran untuk melihat bagaimana gambar yang akan Tamaki hasilkan pada akhirnya, namun tidak ada tujuan konkret yang hendak dia capai, kecuali bahwa dia selalu ingin menggambar lebih baik, dan juga tidak ada tantangan jelas yang mesti dia lewati, maka kisah Tamaki tidak pernah benar-benar mengesankan suatu perjalanan atau proses pertumbuhan Tamaki sebagai seorang individu, dan semua upaya keras yang dia tunjukkan tidak mampu tampak lebih daripada sekadar kegiatan sehari-hari di Klub SNS yang tidak membawanya menuju ke mana pun. Kisah Tamaki belum menawarkan apa-apa yang akan terasa pantas untuk disaksikan, dan selanjutnya hal itu juga berarti bahwa setengah dari anime ini hanya berisi adegan-adegan hampa.
- Audio Visual (Animasi, Dialog, Voice-Acting, dll):
Selain berhasil menyajikan setiap lelucon dengan baik, voice-acting para tokoh anime ini juga mampu menggambarkan karakter mereka secara tepat, seperti suara Tamaki yang bagaikan suara anak kecil, atau nada datar suara Shiina yang benar-benar terdengar pesimistis. Namun, anime ini tampaknya belum cukup mahir dalam menggunakan visual sebagai media pendukung komedinya. Alhasil, pada sebagian lelucon yang memang membutuhkan penjelasan visual, misalnya, ketika Shiina mencampurkan dua jenis minuman untuk menciptakan satu minuman yang 'aneh', anime ini kemudian tidak bisa mencapai efek maksimal. Daripada memperlihatkan secara gamblang 'keanehan' yang dimaksud, dia justru cuma menyiratkannya di antara dialog para tokohnya, maka inti dari lelucon di anime ini terkadang masih terlalu samar untuk dapat segera dipahami.
- Tokoh/Karakter:
Masing-masing dari kelima tokoh utamanya memiliki karakter yang jelas, tidak hanya pada kepribadian tetapi juga hingga hal-hal kecil yang menjadi ciri khas mereka, sehingga tokoh yang satu langsung terlihat unik dari yang lain. Mereka mungkin belum sampai pada level sebagai sumber komedi tanpa batas yang dapat terus-menerus menciptakan lelucon mereka sendiri, tetapi setidaknya lelucon yang datang melalui setiap tokoh akan lekas terasa berbeda, memberi variasi yang kaya untuk kemudian mencegah komedinya dari terkesan monoton atau menjemukan. Dari kegemaran khusus Tamaki untuk menggambar pria-pria tua hingga tulisan karya Ayame yang penuh rahasia, dari kebencian Shiina yang eksesif pada keramaian hingga bunyi-bunyian aneh buatan Kayo saat sedang menggubah musik -- setiap tokoh merupakan warna tersendiri, dan bermacam kombinasi yang muncul di antara mereka menjadikan anime ini senantiasa tampak hidup.
- Overall Score:
Terlalu mudah untuk langsung menilai anime ini sebagai sebuah karya yang hampa, sebab kisah Tamaki yang tampil di permukaannya tidak pernah mampu memberi hiburan yang memadai. Namun, kehampaan itu sebenarnya bukan hal yang konstan; tersembunyi di sela-selanya dan tersebar di berbagai tempat adalah komedi yang sangat bagus. Berkat penyusunan karakter tokoh yang cermat, jenis leluconnya memiliki banyak variasi, dan meski masih terdapat sejumlah kelemahan, penyajiannya melalui audio visual juga cukup memuaskan untuk menjamin bahwa komedi tersebut akan selalu efektif kapan saja dia muncul. Oleh karena itu, dia mungkin tidak menunjukkannya dengan terang-terangan, tetapi jika melihatnya secara keseluruhan, anda akan mendapati anime ini tetap punya cukup kecakapan untuk menghibur siapapun. Skor 8 dari 10 (Decent comedy)
DVD/Blu-ray:
- Volume 1
- Volume 2
- Volume 3
- Volume 4
Goods:
- CD Music: Soundtrack / OP Theme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar