Laman

Jumat, 09 Desember 2016

KONO BIJUTSUBU NI WA MONDAI GA ARU!

- Judul: この美術部には問題がある! (Kono Bijutsubu ni wa Mondai ga Aru!)
- Judul Alternatif: KonoBi; This Art Club Has a Problem!;
- Tipe: TV (Juli 2016)
- Genre: Comedy; Romance;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Usami Mizuki merupakan anggota Bijutsubu (Klub Seni) di sekolahnya, dan klub tersebut punya masalah. Kecuali dirinya, para anggota yang lain ternyata hampir sama sekali tidak berminat dengan seni. Meski pandai menggambar, Uchimaki Subaru hanya berniat melukis gadis-gadis 2D, si Ketua Klub cuma selalu ingin tidur di sofa, dan Collette hanya menghabiskan waktu dengan bermain-main. Namun, meski demikian, pada saat yang sama mereka juga menjadikan ruang klub sebagai tempat yang menyenangkan setiap hari, terlebih karena Mizuki diam-diam menyukai Subaru dan berharap bisa terus berada dalam satu ruangan dengannya.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Ada yang lucu dengan Subaru yang tidak ingin melukis selain gadis-gadis 2D, tetapi kelucuan tersebut hanya bertahan selama beberapa detik awal. Dan begitu pula halnya dengan si Ketua Klub yang selalu tidur atau Usami yang kemudian kecewa melihat tingkah lakunya -- lelucon-lelucon mereka memang akan mengundang tawa, tetapi setelah anime ini terus menggunakannya berulang kali, efeknya akan segera memudar dengan cepat. Alasannya adalah karena lelucon semacam ini hanya berdasar pada satu kondisi tertentu, yang mungkin efektif pada kali pertama ketika dia masih baru dan tak terduga, namun tidak lagi demikian pada kali yang kedua dan ketiga setelah penonton sudah mengetahui apa yang akan mereka lakukan, maka dengan membatasi para tokohnya sehingga hanya bisa menyajikan satu jenis lelucon yang sama setiap kali, anime ini menunjukkan tingkat kreativitas yang cukup rendah dalam hal menulis komedi. Meski sesekali dia masih bisa menghadirkan skit singkat yang jenaka, untuk komedi yang lebih luas anime ini benar-benar tidak mampu menyiapkan pondasi dasar yang mendukung -- sebuah situasi yang memungkinkan berbagai jenis lelucon untuk terus mengalir tanpa henti dan bebas datang dari mana saja. Ironisnya, kekakuannya paling jelas terlihat saat anime ini justru berusaha membuat lelucon di luar kondisi khas para tokohnya tadi, semisal ketika Ketua Klub bermaksud menutupi cat yang tertumpah dengan berpura-pura terluka hingga terlihat seperti darah. Walau agak dramatis, lelucon ini masih bisa berhasil seandainya dia memiliki kepribadian yang sesuai, tetapi karena profil si Ketua Klub cuma berisi satu hal, yaitu kegemarannya untuk tidur, tindakannya pun akhirnya terkesan terlalu dibuat-buat, dan lelucon tersebut hanya dipaksakan agar terlihat lucu. Para tokohnya dipersiapkan khusus untuk satu lelucon, maka jika bukan mengulang lelucon yang sama terus-menerus hingga membosankan, anime ini tidak mampu menyajikan lelucon apapun.

- Audio Visual (Animasi, Dialog, Voice-Acting, dll):
Animasinya terlihat sangat bagus. Dan dalam hal menyajikan komedi, terlepas dari efektivitas leluconnya sendiri yang meragukan, anime ini juga menunjukkan penggunaan audio visual yang cukup baik. Dia menampilkan punch line dengan timing yang tepat, maka setidaknya penonton dapat segera memahami maksud dari setiap lelucon.

- Tokoh/Karakter:
Seperti yang telah disebutkan, komedi di anime ini tidak bisa efektif karena deskripsi karakter para tokohnya yang terlalu sempit. Mereka dipersiapkan hanya untuk satu lelucon, maka profil mereka pun hanya berisi satu hal itu saja. Siapa Uchimaki Subaru? Dia adalah pemuda yang cuma tertarik kepada gadis-gadis 2D. Siapa Usami Mizuki? Dia adalah gadis yang menyukai Subaru namun tidak pernah mampu mengungkapkan perasaannya. Para tokoh ini seolah dimaksudkan bukan sebagai subyek yang akan menyajikan lelucon demi lelucon, melainkan justru obyek dari lelucon itu sendiri. Mereka bukan suatu kepribadian yang mewakili suatu perspektif, dan sebagai akibatnya, mereka sangat mudah ditebak. Subaru tertarik dengan gadis 2D bukan karena suatu alasan tertentu, melainkan hanya karena dia memang tertarik dengan gadis 2D, maka jika komedi di anime ini kemudian mengatakan bahwa Subaru mulai jatuh hati kepada seorang gadis, bukankah penonton sudah langsung bisa mengetahui siapa gadis yang dimaksud? Sebab memang tidak ada kemungkinan yang lain; profil Subaru terkunci hanya pada satu hal dan tidak akan pernah bisa berkembang. Lebih jauh, hal yang serupa juga selanjutnya terjadi pada sisi romance anime ini. Jika Subaru dipastikan hanya tertarik kepada gadis 2D dan Mizuki diharuskan terus menjadi gadis yang bertepuk sebelah tangan, bukankah sudah langsung bisa ditebak bahwa kisah romantis mereka tidak akan pernah mulai? Meski anime ini coba mengindikasikan bahwa hubungan mereka semakin dekat, penonton sadar kalau hubungan tersebut sebenarnya tidak sedang menuju ke mana pun, karena anime ini bergantung pada kondisi yang mana cinta Mizuki tidak terbalas. Alhasil, adegan-adegan Mizuki dan Subaru yang semestinya terasa manis pada kenyataannya tidak memicu emosi apapun, dan terus terang, semakin lama anime ini terus bersikeras bahwa adegan-adegan tersebut romantis hanya terasa semakin menjengkelkan.

- Overall Score:
Suatu komedi yang baik biasanya ditentukan oleh para tokohnya, apakah itu melalui kombinasi di antara mereka, ataukah dari karakter mereka sendiri yang memang menarik. Mengumpulkan tokoh-tokoh dengan kegemaran aneh di satu tempat, anime ini sebenarnya telah melakukan hal yang benar, namun yang menjadi masalah, kegemaran mereka tersebut ternyata terlalu spesifik dan hanya bisa digunakan untuk satu jenis lelucon. Meski animasi yang sangat bagus berarti bahwa dia akan selalu enak ditonton, sebagai komedi, anime ini masih jauh dari memuaskan. Skor 7 dari 10 (Narrow characterisation)


DVD/Blu-ray:

Goods:

1 komentar:

  1. ngakak terus lihat anime ini, sampai ada beberapa scene yg gua lihat berkali-kali tp gk pernah bosan untuk ketawa. scene tersebut saat moeka kabur dari rumah dan ketemu sama ketua klub seni, pokoknya ngakak. LOL

    BalasHapus