Laman

Jumat, 04 November 2016

NEJIMAKI SEIREI SENKI ~ TENKYOU NO ALDERAMIN

- Judul: ねじ巻き精霊戦記 天鏡のアルデラミン (Nejimaki Seirei Senki ~ Tenkyou no Alderamin)
- Judul Alternatif: Alderamin on the Sky;
- Tipe: TV (Juli 2016)
- Genre: Fantasy; Action;
- Episode: 13
- Rating: Strong Violence
- Sinopsis:
Dalam perjalanan untuk mengikuti ujian masuk ke akademi militer Kekaisaran Katvaana, kapal yang mereka tumpangi mendadak karam karena dihantam badai besar. Icta Sorouc, Yatorishino Igsem, Tolwei Remion, Mashuu Tedgrich, Harouma Bekker, dan Puteri Shamyuu Kitra Katvanmaninic berhasil menyelamatkan diri, namun mereka kemudian terdampar di dalam wilayah musuh. Hanya berkat kecerdikan Icta, mereka akhirnya juga mampu menyeberang perbatasan tanpa banyak masalah, dan atas jasa mengantarkan Shamyuu pulang dengan selamat, mereka lalu dianugerahi gelar Kesatria langsung dari sang Kaisar. Akan tetapi, ketika yang lain segera merasa terhormat karenanya, bagi Icta yang menyimpan dendam pribadi pada Kekaisaran, gelar yang kini mengharuskannya mengabdi tersebut justru merupakan hal terburuk yang bisa dia dapatkan.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Cerita anime ini tampaknya bertujuan untuk memamerkan keunggulan Icta dalam menyusun strategi, tetapi terdapat beberapa faktor yang pada akhirnya menyebabkan dia gagal mencapai tujuan tersebut. Salah satu penyebabnya adalah karena setting cerita yang tidak lazim dan sulit dipahami. Dan sebagaimana seseorang yang tidak terbiasa dengan permainan catur tidak akan mampu untuk mengagumi pecatur yang menang hanya dalam sepuluh langkah, penonton juga tentu tidak akan langsung bisa menyadari kehebatan Icta tanpa mengetahui terlebih dahulu seberapa besar tantangan yang sebenarnya dia hadapi. Sumber masalahnya terletak pada cara anime ini sendiri dalam menjelaskan setting tersebut. Dia akan begitu saja membanjiri benak penonton dengan berbagai nama dan istilah asing, dan lebih buruknya lagi, anime ini seperti tidak sanggup menggunakan media lain kecuali melalui dialog para tokohnya, maka semua informasi tadi datang dalam bentuk fragmen kecil yang tidak beraturan. Penonton seolah tiba-tiba saja diberikan puluhan kepingan jigsaw puzzle dan mendadak diharuskan untuk menyusun semua kepingan tersebut secepat mungkin. Meski bukan berarti bahwa hal ini mustahil dilakukan, butuh imajinasi dan kerja ekstra sebelum penonton dapat memahami setidaknya situasi Kekaisaran Katvaana. Penyebab yang lain adalah karena strategi Icta yang, walaupun sesungguhnya tidak harus demikian, terasa terlalu dibesar-besarkan. Secara teori semua strategi itu selalu masuk akal, namun Icta seringkali terkesan mendapatkan 'bantuan' ketika dia kemudian mulai mempraktikkannya. Apakah itu dengan lawan-lawan yang terlalu bodoh atau terlalu percaya diri sehingga mereka akan membuat kesalahan sendiri, ataukah dengan segala sesuatu yang terjadi secara kebetulan pasti akan menguntungkan rencananya, strategi Icta berjalan mulus seolah bukan oleh kehebatan dirinya, melainkan cuma karena dia terus-menerus bernasib baik.

- Audio Visual (Animasi, Dialog, Voice-Acting, dll):
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, anime ini tampaknya tidak punya media lain untuk menjelaskan setting atau strategi Icta kecuali melalui dialog para tokohnya, maka setiap episode akan terasa penuh sesak dengan dialog. Karena masih berisi informasi berguna, semua dialog tersebut seharusnya tetap dapat dinikmati seandainya saja ditulis dengan baik, namun sayangnya, dalam hal ini pun anime ini tidak memperlihatkan cukup kreativitas. Meski dia berusaha membuatnya terdengar alami, ucapan-ucapan para tokohnya sangat kaku bagaikan sedang membaca laporan, jelas menunjukkan bahwa mereka lebih cenderung dipersiapkan untuk sekadar menyampaikan sesuatu kepada penonton daripada disusun sebagai sebuah bentuk percakapan.
Pada bagian visual, anime ini memiliki masalah yang berbeda. Animasi gerakan para tokohnya ketika sedang bertarung terlihat luar biasa, namun bagi cerita yang utamanya berkisar tentang strategi dan taktik, hal ini pada akhirnya tidak banyak berpengaruh. Apakah ada penonton yang datang menyaksikan pertandingan catur untuk melihat bagaimana halusnya gerakan Kuda saat memakan Menteri milik lawan? Barangkali bisa dikatakan bahwa anime ini hanya salah memilih jenis cerita yang akan dibuatkan animasi. Sebab dia memang punya kemampuan animasi yang cukup menjanjikan, tetapi tidak dalam hal menggunakannya untuk mendukung cerita.

- Tokoh/Karakter:
Anime ini sepertinya tidak punya definisi pasti pada karakter tokoh Icta. Satu-satunya bagian yang telah ditetapkan sejak awal dan tidak pernah berubah adalah bahwa dia merupakan seseorang yang pandai menyusun strategi, namun untuk perilakunya sebagai seorang individu, Icta seakan tidak memiliki wujud yang konsisten. Secara umum dia hendak digambarkan sebagai seseorang yang suka bermalas-malasan, tetapi pada beberapa insiden, Icta adalah orang pertama yang segera bertindak saat orang lain hanya diam terpana, seperti ketika dia langsung terjun untuk menyelamatkan Shamyuu begitu dia melihatnya terjatuh ke laut. Sejalan dengan sifat malasnya, dia juga dimaksudkan untuk lebih cenderung memilih bersikap pasif dan apatis, namun terkadang dia akan tiba-tiba saja berubah agresif atau sengaja melakukan hal yang luar biasa dramatis, semisal mencicipi darah Shamyuu untuk membuatnya tenang, layaknya seseorang yang sedang berusaha meminta perhatian. Kelihatannya, hal ini terjadi karena anime ini tidak menyiapkan para tokohnya bersamaan dengan penulisan cerita. Atau dengan kata lain, dia sudah terlebih dahulu menentukan apa yang harus mereka lakukan di dalam cerita, dan belakangan baru memaksa untuk memasukkan semacam kepribadian ke dalam profil mereka, barangkali demi memberi sedikit nuansa drama pada ceritanya. Sebagai hasilnya, karakter para tokoh anime ini pun kemudian tampak berubah-ubah, sebab mereka mesti selalu menyesuaikan diri dengan arah ke mana cerita menuntun mereka -- Icta menjadi seorang pemalas yang seringkali aktif, sementara tokoh-tokoh yang lain bergantian memiliki emosi pada satu adegan, lalu menjadi bidak-bidak penurut tanpa banyak reaksi pada adegan berikutnya.

- Overall Score:
Anime ini ingin menyajikan sebuah cerita tentang rencana-rencana yang cerdik, namun ironisnya, cara penyajian cerita itu sendiri ternyata tidak direncanakan dengan matang. Singkatnya, dia tidak pernah mampu memanfaatkan audio, visual, tokoh, atau alat apapun yang dia miliki untuk menunjukkan bahwa rencana-rencana tersebut memang cerdik, maka dia hampir sama saja dengan tidak menyajikan apa-apa. Masih ada kemungkinan bahwa anda akan dapat mengenali wujud samar dari kecerdikan yang dimaksud, tetapi sebaiknya bersiap mengandalkan imajinasi anda sendiri, sebab anime ini tidak akan banyak membantu anda. Skor 6,5 dari 10 (Poorly presented)


DVD/Blu-ray:
Volume 1
Volume 2
Volume 3
Volume 4
Volume 5
Volume 6
Volume 7

Goods:
- CD Music: OP Theme / ED Theme
- CD Radio

3 komentar:

  1. Maaf sebenernya aku kurang setuju sama review admin coz it's base on priority kan. Dia mau nyelametin coz itu memang harus dilakukan dan base on my opinion ikta itu bermalas2an untuk menutupi kecerdikannya. So that's it and thanks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau memang Icta hanya berpura-pura bersikap pasif dan malas-malasan, saya akui, review saya atas karakternya mungkin keliru. Tapi, terus terang, saya tidak pernah melihat indikasi bahwa dia cuma berpura-pura.

      Hapus