Laman

Sabtu, 02 Mei 2015

KOUFUKU GRAFFITI

- Judul: 幸腹グラフィティ (Koufuku Graffiti)
- Judul Alternatif: Happy Cooking Graffiti; Gourmet Girl Graffiti;
- Tipe: TV (Januari 2015)
- Genre: Comedy; Slice of Life;
- Episode: 12
- Rating: Strong Eorticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Meski kedua orangtuanya sering pergi bekerja di luar negeri, Machiko Ryou tetap tumbuh dengan bahagia bersama masakan buatan sang nenek. Namun, setelah neneknya meninggal dunia, entah mengapa semua masakan yang Ryou buat selalu terasa tidak enak, betapapun dia sudah sangat berhati-hati mengikuti setiap instruksi dari neneknya. Pada suatu hari, ketika sepupunya, Morino Kirin datang dari pedesaan untuk mengikuti persiapan sebelum ujian masuk ke sekolah seni, Ryou akhirnya menyadari bahwa masalahnya bukan terletak pada bagaimana cara dia memasak, melainkan hanya karena selama ini dia menyantapnya seorang diri. Maka setelah kini Kirin secara rutin menginap di apartemennya setiap akhir pekan, Ryou pun berhasil menemukan kembali kebahagiannya yang sempat hilang.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Tidak ada arah tertentu ataupun sesuatu yang secara khusus menarik dari ceritanya. Bukan hal yang mengherankan, tentu saja, mengingat bahwa anime ini memang hanya tentang makan dan memasak. Maka cerita yang ada juga cuma berfungsi untuk menyediakan berbagai macam situasi yang menyebabkan kedua aktivitas tersebut terjadi -- menghabiskan bahan makanan yang berlebih, saat ada seseorang yang sedang sakit, ketika akan menghadapi ujian, dan seterusnya. Memang masih ada komedi yang sebenarnya cukup efektif, tetapi dia tidak dapat dikatakan sebagai fitur andalan anime ini. Jumlahnya tidak banyak, dan bahkan terdapat beberapa episode di mana hampir tidak pernah ada lelucon muncul. Lalu, apakah hal ini kemudian menjadi kekurangan anime ini? Tidak mesti demikian. Sekali lagi, anime ini hanyalah tentang makan dan memasak -- bukan dari sisi skill yang dibutuhkan (pada memasak, maksudnya, kecuali makan juga butuh suatu skill), melainkan benar-benar cuma dari sisi kenikmatan tatkala melakukannya -- maka sejak awal dia tidak pernah menjanjikan jalan cerita yang berliku ataupun komedi yang menggelikan. Anime ini hanya punya satu tujuan, yaitu mengajak penonton untuk menemukan kebahagiaan pada masakan, dan dalam hal itu, dengan mengurangi kesempatan perhatian penonton teralihkan ke cerita atau komedi dan lebih banyak berkonsentrasi pada presentasi masakan, anime ini sesungguhnya telah mengambil tindakan yang paling bijak.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Sebagai anime yang fokus utamanya adalah tentang masakan, visualisasi masakan secara mendetil mungkin sudah menjadi syarat yang diwajibkan, dan anime ini telah memenuhi kewajiban tersebut dengan sangat baik. Namun, hal yang kemudian menjadikannya sedikit lebih istimewa adalah cara bagaimana dia melukiskan para tokohnya saat sedang menyantap semua masakan tersebut. Sebab tidak seperti anime-anime lain yang biasanya hanya menunjukkan betapa sedap suatu masakan, anime ini benar-benar mampu membangkitkan keinginan penonton untuk coba mencicipinya. Suara renyah ketika mereka menggigitnya, kepuasan pada wajah mereka saat mengunyahnya di dalam mulut, lalu disertai pula dengan komentar-komentar ringan namun penuh emosi yang seolah spontan berasal dari hati -- lidah penonton hampir bisa ikut merasakan setiap makanan yang diperlihatkan. .... Hanya saja, satu hal yang mungkin perlu dikritik, terkadang anime ini juga melakukan teknik serupa pada gerakan-gerakan sepele para tokohnya, seperti slow-motion ketika mereka sedang terjatuh atau bahkan ketika hanya sekadar berbalik, yang tidak memberi manfaat apa-apa. Beruntung, karena frekuensinya yang sangat jarang, dia tidak sampai mengganggu momen-momen istimewa tadi, tetapi penambahan visual effects secara sia-sia seperti ini beresiko mengurangi arti pentingnya pada saat ketika dia seharusnya lebih bermakna.

- Karakter:
Sama seperti bagian ceritanya, para tokoh di anime ini juga seolah hadir hanya untuk mengantarkan masakan-masakan. Memang terdapat kisah pribadi tentang Ryou yang hidupnya berubah setelah bertemu dengan Kirin dan Shiina, tetapi kisah tersebut tidak pernah berkembang lebih dari itu. Setelah diungkapkan pada episode pertama, episode-episode selanjutnya cuma berfungsi untuk berulang kali menekankan betapa bahagia kehidupan Ryou bersama teman-temannya. Dan meski perilaku atau karakter mereka terkadang bisa mengundang tawa, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, karena komedi di anime ini tidak banyak, hal ini pun secara keseluruhan tidak terlalu berarti. Pada akhirnya, mereka juga hanya menjadi pelengkap, hiasan dari hidangan utama anime ini.

- Overall Score:
Tidak seperti anime lain pada umumnya yang berusaha menyajikan cerita yang menggugah, animasi yang memukau, atau barangkali tokoh-tokoh yang menarik, tujuan anime ini hanyalah untuk menunjukkan bahwa ada kebahagiaan yang bisa diperoleh ketika membuat masakan dan kemudian saat menyantapnya bersama orang lain. Hal ini memang menjadikannya terasa berbeda, tetapi sayangnya, pada saat yang sama dia juga menjadi sangat spesifik. Dengan kata lain, seseorang biasanya tidak menonton anime untuk terus-menerus menyaksikan masakan. Dan karena itu, kecuali anda datang dengan mindset yang sesuai, anime ini mungkin tidak akan menawarkan cukup daya tarik. Namun, dari segi kualitas penyajian, dia tetap memberikan yang terbaik demi mencapai tujuannya, maka meski dia bukan untuk semua orang, jika suatu saat anda ingin lebih menikmati makanan yang anda makan, anime ini adalah pilihan tontonan yang sempurna. Nilai 7,5 dari 10 (Specific enjoyment)


DVD/Blu-ray:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar