Laman

Jumat, 24 April 2015

SHIGATSU WA KIMI NO USO

- Judul: 四月は君の嘘 (Shigatsu wa Kimi no Uso)
- Judul Alternatif: KimiUso; Your Lie in April;
- Tipe: TV (Oktober 2014)
- Genre: Romance; Comedy;
- Episode: 22
- Rating: Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Selama ini Arima Kousei bermain piano hanya demi menyenangkan ibunya yang sakit-sakitan, maka ketika sang ibu kemudian meninggal dunia, dia pun tiba-tiba saja kehilangan tujuan. Pianonya masih mengeluarkan bunyi bila ditekan, tetapi tidak ada lagi musik yang terdengar olehnya, seolah jari-jemari Kousei bergerak cuma sekadar mengikuti not-not balok di lembaran musik. Sejak saat itu Kousei memilih untuk menjauh dari piano, sampai pada suatu hari di Bulan April, dua orang teman masa kecilnya, Sawabe Tsubaki dan Watari Ryouta memperkenalkan Kousei kepada Miyazono Kaori, seorang gadis pemain biola yang memainkan musik klasik secara bebas dengan gayanya sendiri. Entah mengapa, Kaori begitu gigih mendorong Kousei agar kembali bermain piano, dan berkatnya, Kousei perlahan-lahan mulai mampu menemukan tujuan yang baru, dan akhirnya sekali lagi mendengarkan musik dari pianonya.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Meski diwarnai dengan berbagai elemen klise yang sudah begitu sering dijumpai, seperti cinta bersegi banyak di antara beberapa orang teman atau seseorang yang jatuh sakit pada saat yang paling penting, kisah romantis di anime tetap lebih dari layak untuk diikuti. Itu adalah karena jalan ceritanya yang mengalir secara alami. Semua elemen klise tadi terasa bagaikan sesuatu yang tak terhindarkan -- sesuatu yang harus terjadi. Bahkan jika sampai tidak terjadi, anime ini sebaliknya mungkin justru akan tampak sangat aneh. .... Namun, dari segi storytelling, ketika dia tidak sedang bicara tentang romantisme -- atau dengan kata lain, ketika sedang membahas kehidupan pribadi para tokohnya, laju anime ini akan terkesan bergerak terlalu lambat. Masalahnya bukan terletak pada berapa lama durasi atau berapa banyak episode yang digunakan, melainkan karena anime ini seringkali hanya mengulang-ulang satu hal yang sama, berupaya secara berlebihan untuk menekankan isi pikiran seorang tokoh yang seharusnya sudah sangat jelas. Kousei, misalnya, berulang kali mesti terus menyebutkan rasa takutnya kepada sang ibu, padahal satu kali seharusnya sudah cukup untuk membuat penonton mengerti. Akibatnya, beberapa episode bisa terasa hampa, tidak menyajikan apapun yang berarti. Bagi sebagian orang yang memang menikmati cerita yang emosional, penekanan berlebihan semacam ini mungkin masih bisa diterima, namun bagi sebagian lagi yang menghargai cara bercerita yang efisien, anime ini masih cenderung terlalu bertele-tele.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Sebagai anime yang mengangkat tema musik, pengaturan audio secara sempurna adalah fitur yang wajib dimiliki. Dan syukurlah, anime ini benar-benar memuaskan. Dari hal yang sederhana seperti momen hening sesaat sebelum permainan piano untuk menarik perhatian penonton hingga pemilihan lagu yang tepat untuk mewakili suasana hati para tokohnya, anime ini memanfaatkan audio dengan sangat mahir ketika mengantarkan ceritanya. Namun, yang mengejutkan adalah bahwa kualitas dari bagian visual anime ini ternyata juga luar biasa. Penggunaan warna yang pandai untuk mengesankan permainan cahaya dan bayangan, animasi gerakan para tokohnya yang begitu mendetil ketika sedang memainkan alat musik -- di antara semua anime yang bicara tentang musik, visual anime ini jelas termasuk yang terbaik.

- Karakter:
Secara terpisah, sikap Kaori yang dapat berubah secara tiba-tiba dari tertawa bahagia, marah, lalu menangis tersedu-sedu terasa membingungkan. Meski anime ini coba memberi penjelasan mengapa dia begitu, perubahannya tersebut tetap sedikit terlalu drastis hingga Kaori terkadang tampak seperti seseorang yang sama sekali berbeda dan juga terjadi sedikit terlalu sering hingga dia tidak bisa dikatakan hanya sedang terbawa suasana. Namun, secara keseluruhan, anime ini telah menyiapkan karakter para tokohnya dengan sangat baik. Kepribadian yang berlawanan antara Kaori yang periang dan Kousei yang tertutup menciptakan kontras yang mampu menyita perhatian siapapun, sementara pada saat yang sama, kecintaan pada musik menyatukan mereka secara seimbang dan selaras. Maka daripada kekacauan, perpaduan mereka justru melahirkan harmoni yang tidak pernah membosankan. Lalu ada juga Takeshi dan Emi, yang keduanya sekilas hanya akan terlihat sebagai saingan Kousei, tetapi anime ini berhasil menunjukkan perbedaan yang paling kecil di antara mereka, sehingga mereka pun dapat tampil sebagai dua individu dengan pendapat dan tujuan masing-masing. Meski kemudian tidak semua tokoh di anime ini memiliki peran atau fungsi yang jelas, tampaknya selalu ada perencanaan dan pertimbangan yang hati-hati atas bagaimana karakter mereka saling berhubungan.

- Overall Score:
Sebuah kisah romantis dua remaja yang sudah begitu lazim. Sebuah kisah romantis dua remaja yang sangat indah. Anda tidak akan menemukan banyak hal baru di sini, namun berkat kualitas penyajian yang tinggi, anime ini membuktikan bahwa hal-hal yang klise pun tetap bisa dinikmati sepuas hati. Audio visual yang menakjubkan dan susunan karakter yang direncanakan dengan hati-hati menjamin kalau anda pasti akan hanyut terbawa di dalam ceritanya yang penuh emosi. Sayangnya, anime ini terkadang masih terlalu berlebihan ketika menggambarkan isi pikiran sebagian tokohnya, maka meski secara garis besar dia merupakan karya yang kaya akan hiburan, pada beberapa tempat anime ini juga sebaliknya bisa terkesan hampa. Nilai 8,5 dari 10 (Occasionally too slow)


DVD/Blu-ray:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar