Laman

Selasa, 21 Oktober 2014

TOKYO GHOUL

- Judul: 東京喰種トーキョーグール (Tokyo Ghoul)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Juli 2014)
- Genre: Action;
- Episode: 12
- Rating: Extreme Violence and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Kaneki Ken hampir tidak bisa percaya bahwa dia akhirnya bisa mengajak kencan gadis yang dia sukai, Kamishiro Rize. Namun, ketika dia bermaksud mengantarnya pulang malam itu, Rize mendadak menunjukkan wujud aslinya sebagai makhluk pemakan manusia yang disebut Ghoul dan langsung menyerang Kaneki. Suatu kecelakaan di tempat konstruksi yang menimpa mereka berdua akhirnya menyelamatkan Kaneki dari kematian, tetapi dengan sebagian organ tubuhnya sudah hancur, dia membutuhkan transplantasi secepatnya. Tanpa mengetahui jati dirinya, para dokter lalu menggunakan Rize yang kebetulan ada bersamanya sebagai donor, maka sejak saat itu pun, Kaneki menjadi manusia separuh Ghoul.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Meski plot tentang seseorang yang berubah menjadi monster sama sekali bukan hal baru, anime ini tetap mampu menyajikannya dengan cara yang luar biasa menarik. Sebab tidak hanya memperlihatkan perubahan Kaneki dari segi fisik, anime ini juga memaparkan dengan jelas dampak pada segi mentalnya, sejak dia pertama kali sadar bahwa ada yang keliru dengan selera makannya hingga kemudian dia sepenuhnya menerima transformasi dirinya. Hanya saja, di luar cerita seputar penderitaan Kaneki, selama sekitar setengah dari keseluruhan episodenya, anime ini seperti kehilangan arah. Mungkin bisa dikatakan bahwa dia bermaksud membahas kehidupan dari sisi Ghoul, tetapi karena berusaha terlalu keras menarik simpati dari penonton, apa yang dibahas akhirnya cenderung menyalahi logika. Anime ini terus bersikeras menggunakan sudut pandang manusia saat bicara tentang Ghoul, seolah-olah mereka hanyalah orang-orang dengan kelainan fisik yang menjadi korban kesalah pahaman dan dengan demikian semestinya bisa hidup berdampingan bersama manusia. Padahal, bagaimanapun cara melihatnya, hubungan antara Ghoul dan manusia adalah antara predator dan mangsanya. Bisakah ular dan tikus hidup berdampingan? Tidak, tidak bisa. It's just the law of nature. Maka kegigihan anime ini untuk memaksakan ide tersebut hanya mengungkap bahwa dia tidak cukup cermat dalam menyiapkan latar belakang ceritanya, terutama seputar asal-usul Ghoul. Dan meski hal ini tidak akan sampai mencegah dari ikut merasakan penderitaan Kaneki, penonton mungkin juga tidak akan pernah bisa memahaminya sepenuhnya.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Adegan-adegan aksinya dapat terlihat menakjubkan. Baik animasi maupun sinematografinya berhasil menampilkan pertarungan-pertarungan yang dahsyat, cepat, dan mendetil sekaligus. Akan tetapi, frekuensi hiburan dengan kualitas sebagus ini terbilang sangat jarang, sedangkan pada sebagian besarnya, animasi di anime ini masih cenderung kasar. Akibatnya, meski memiliki beberapa momen istimewa, secara visual, kemungkinan dia justru hanya akan diingat sebagai anime yang biasa-biasa saja.

- Karakter:
Sebagai orang yang tiba-tiba berubah menjadi Ghoul, karakter Kaneki selalu konsisten di sepanjang cerita. Di atas telah disebutkan bahwa ide yang seolah menyarankan manusia dan Ghoul bisa hidup berdampingan itu tidak logis, tetapi khusus bagi Kaneki seorang yang sebelumnya memang adalah manusia, bisa segera dimaklumi bagaimana dia kemudian memiliki pemikiran semacam itu. Di satu sisi, dia harus menerima bahwa secara fisik dia sudah termasuk bagian dari dunia Ghoul, tetapi pada saat yang sama, dia juga punya kehidupan di dunia manusia yang tidak ingin dia tinggalkan, maka sangat wajar jika Kaneki berharap kedua dunia tersebut suatu saat akan bersatu sebagaimana dirinya. Alhasil, dia selalu terasa relevan, dan hal ini menjadi penting karena ternyata Kaneki adalah satu-satunya jalan masuk bagi penonton untuk ikut merasakan suatu emosi dari anime ini, sedangkan tokoh yang lain seolah tidak punya fungsi kecuali untuk mengisi adegan aksi. Apakah itu Touka yang seperti menyembunyikan sejarah kelam ataukah Amon yang berjiwa keadilan, tokoh-tokoh ini memang sekilas tampak memiliki alasan untuk bertarung, namun kegunaannya hanya sampai di situ -- alasan untuk bertarung, tanpa pernah benar-benar menerangkan apapun tentang mereka sebagai individu. Apakah ini cuma karena mereka tidak sempat dibicarakan lebih jauh? Mungkin. Anime ini memang menunjukkan indikasi bahwa lanjutan ceritanya akan mengungkap rahasia-rahasia mereka. Tetapi membatasi penilaian berdasarkan pada serial kali ini saja, Kaneki menyelamatkan anime ini dari kebrutalan hampa.

- Overall Score:
Kemarin anda menjalani hidup seperti biasa, lalu hari ini anda mendadak tidak bisa makan apa-apa kecuali daging manusia. .... Terlalu fantastis untuk dibayangkan? Hebatnya, berkat cara anime ini menggambarkan penderitaan Kaneki yang cukup mendetil dan juga karakternya yang selalu konsisten, hal tersebut tetap terasa seolah bisa saja terjadi kepada siapapun. Sayang sekali, mungkin karena terlalu fokus hanya pada Kaneki, anime ini akhirnya membiarkan bagian-bagiannya yang lain lemah. Dia memang jelas lebih baik dari kebanyakan anime, tetapi dia juga tidak akan pernah menjadi yang terbaik. Nilai 8 dari 10 (Weak on the surroundings)


DVD/Blu-ray:
Volume 1
Volume 2
Volume 3
Volume 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar