Laman

Jumat, 22 Agustus 2014

SELECTOR INFECTED WIXOSS

- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (April 2014)
- Genre: Supernatural;
- Episode: 12
- Rating: Mild Eroticism (Partial Nudity)
- Sinopsis:
Kominato Ruuko tidak mempunyai teman satu orang pun, maka kakaknya kemudian memberinya starter deck permainan kartu WIXOSS yang sedang populer sebagai alat untuk membantunya membaur bersama gadis-gadis seusianya. Namun deck tersebut berbeda dari yang biasanya, sebab kartu utama LRIG milik Ruuko mampu berkomunikasi dengannya dan bahkan memiliki kesadaran sendiri. Ternyata, Ruuko tanpa sengaja telah terpilih menjadi seorang selector, dan dia kini mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan satu keinginannya jika berhasil mengumpulkan cukup kemenangan atas para selector yang lain.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Meskipun menggunakan tema card battle, anime ini tidak benar-benar bicara tentang card battle. Dia tidak pernah menjelaskan aturan permainannya ataupun bagaimana cara permainan tersebut dimainkan, maka satu-satunya hal yang kemudian menghubungkan anime ini dengan card battle adalah hanya karena para tokohnya menggunakan setumpuk kartu. Tampaknya, permainan card battle sejak awal memang cuma dimaksudkan sebagai aksesori -- hanya untuk promosi produk atau semacamnya -- dan inti sesungguhnya dari anime ini adalah kisah tragis seputar keinginan-keinginan para tokohnya, di mana kekalahan akan menyebabkan mereka kehilangan segalanya dan kemenangan juga mewujudkan suatu keinginan tidak persis seperti yang diharapkan. Sayangnya, pada sisi ini pun anime ini belum menyusun jalan ceritanya secara cermat sehingga akhirnya berulang kali muncul rincian-rincian yang kontradiktif, saling bertentangan satu dengan yang lain. Sekadar contoh, anime ini mungkin hendak menggambarkan Ruuko yang tidak didorong oleh impian khusus sebagai anomali di antara gadis-gadis lainnya, tetapi jika pertarungan antar selector semestinya mempertaruhkan keinginan masing-masing, bagaimana seseorang seperti Ruuko yang tidak punya keinginan untuk dipertaruhkan bisa ikut serta? Lagipula, bagaimana semua pertarungan tersebut dimulai? Siapa yang pertama kali memutuskan bahwa gadis-gadis harus saling bertarung demi mewujudkan impian mereka? Dan untuk tujuan apa dia memutuskan demikian? Anime ini memberi sinyal bahwa dia telah menyiapkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, tetapi sejujurnya, jika mengingat semua keanehan yang ada di serial ini, kemungkinan besar jawaban itu pun akan penuh dengan kontradiksi.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Sebenarnya animasi gerakan para tokohnya sudah terbilang sangat bagus, namun yang patut disesalkan dari anime ini adalah bahwa dia tidak bisa menjadikan dirinya terlihat memukau secara visual ketika dia memiliki semua kemampuan untuk itu. Kesalahan awal mungkin terletak pada ceritanya yang tidak menjelaskan setiap pertarungan card battle dengan rinci, tetapi seharusnya anime ini tetap dapat menunjukkan jauh lebih banyak daripada sebatas kilatan-kilatan warna terang. Maka, meski tidak pernah mengecewakan, pada kondisi di mana bagian-bagian yang lain tidak memberi cukup alasan kepada penonton untuk terus berada di depan layar, bagian visual anime ini terasa seolah menyia-nyiakan begitu banyak kesempatan untuk muncul dan menyediakan motivasi alternatif.

- Karakter:
Gadis-gadis itu mendapatkan satu kesempatan untuk mewujudkan keinginan mereka, dan yang bisa mereka pikirkan hanyalah berpacaran dan mencari teman .... Sebenarnya, permintaan-permintaan sederhana seperti itu pada awalnya sesuai dengan usia para tokoh anime ini, sebab menyaksikan gadis SMP yang mengharapkan keadilan atau sebaliknya kehancuran dunia juga akan terasa terlalu ... berlebihan, namun ketika ceritanya mulai berubah ke arah yang lebih serius, semua permintaan tersebut pun segera menjadi tidak sejalan dengan dilema yang semestinya mereka hadapi. Yuzuki, misalnya, jika ada cara yang aman semacam permainan kartu yang dapat mewujudkan keinginannya untuk menjadi kekasih dari saudara kembarnya, sangat wajar bahwa dia akan mencobanya, tetapi setelah dia mengetahui bahwa cara itu akan mengorbankan keinginan orang lain, apakah upayanya masih bisa dibenarkan? Apakah masih wajar bahwa dia akan terus memperjuangkan keinginannya meski harus membahayakan orang lain? Kemungkinan besar jawabannya adalah tidak, karena kedua pilihan Yuzuki tidak seimbang -- keinginannya kini terasa terlalu sederhana, bobotnya tidak sebanding dengan harga yang mesti dibayar untuk meraihnya. Alhasil, meski anime ini bermaksud menggambarkan para tokohnya sebagai gadis-gadis malang yang terjebak dalam konflik kepentingan, mereka justru lebih cenderung terkesan bodoh karena bersikeras mengambil resiko yang tidak perlu hanya untuk sesuatu yang sepele.

- Overall Score:
Demi mewujudkan keinginan anda sendiri, apakah anda siap mengorbankan keinginan orang lain? .... Anime ini sebenarnya mengajukan pertanyaan yang menarik, tetapi sayangnya, maknanya kemudian tidak pernah terasa sedalam yang diharapkan. Kontradiksi yang konstan di dalam ceritanya menjadikan elemen pengorbanan yang dimaksud tidak tampak sebagai suatu konsekuensi serius, sedangkan motivasi lemah dari para tokohnya menyebabkan situasi dilematis yang mereka hadapi terkesan seolah dipaksakan untuk terjadi. Jika ditulis ulang, anime ini menyimpan potensi untuk memicu opini dan menggugah emosi, namun dengan wujudnya saat ini, dia hanya mendapatkan nilai 6,5 dari 10 (Weak writings)


DVD/Blu-ray:
DVD BOX 1
DVD BOX 2
DVD BOX 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar