Laman

Jumat, 20 Juni 2014

WITCH CRAFT WORKS

- Judul: ウィッチクラフトワークス (Witch Craft Works)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Januari 2014)
- Genre: Action; Supernatural; Comedy; Romance;
- Episode: 12
- Rating: Strong Violence (Bloody Scenes) and Mild Eroticism (Partial Nudity)
- Sinopsis:
Meski menghabiskan banyak waktu bersama, dunia Takamiya Honoka yang bukan siapa-siapa dan dunia Kagari Ayaka yang dikagumi semua orang jelas terpisah jauh. Setidaknya seperti itulah yang semula Honoka sangka, namun setelah pada suatu hari mendadak diserang, dia pun menyadari bahwa mereka berdua adalah bagian dari satu dunia yang sama, yaitu dunia para penyihir. Bahkan, dengan Honoka berlindung pada Ayaka dari dua kelompok penyihir, Koubou Majo dan Tou no Majo yang memperebutkan suatu kekuatan yang tersegel di dalam dirinya, dan sebaliknya kekuatan Ayaka akan meningkat berlipat ganda jika berada di dekat Honoka, mereka ternyata saling bergantung satu sama lain.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Kisah latar anime ini tampaknya telah dipersiapkan secara matang. Dengan membagi para penyihir hanya ke dalam dua kelompok, dunianya menjadi sangat mudah untuk dipahami, tetapi pada saat yang sama, berkat penggambaran Penyihir Menara atau Tou no Majo sebagai orang-orang yang mengejar kepentingan masing-masing, dunia tersebut tetap terlihat menarik karena setiap konflik yang terjadi bukan cuma antara dua pihak, melainkan bisa sampai melibatkan tiga atau bahkan empat pihak sekaligus. Storytelling di anime ini juga disajikan dengan baik. Informasi-informasi diberikan secara bertahap, mengizinkan penonton untuk bisa perlahan mengenal berbagai hal dan istilah yang tidak familiar. Dan keseluruhan cerita sepertinya dibangun sejak dari episode pertama, sehingga semua kejadian merupakan satu rangkaian utuh yang selalu saling berhubungan. Hanya saja, meskipun klimaks anime ini memang berhasil menciptakan ketegangan yang diinginkan, beberapa episode awal kemudian dikorbankan hanya untuk menjadi build-up. Episode-episode ini berisi kejadian-kejadian kecil yang akan berfungsi laksana pilar yang menopang klimaks tersebut, namun karena cuma memperlihatkan pilar-pilar, akhirnya mereka seolah tidak punya bobot sendiri. Jika dinilai secara lengkap, tidak ada satu pun episode yang sia-sia, tetapi bagaimanapun juga, sebagian mungkin akan tetap terasa hampa.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Anime ini menampilkan animasi 2D yang sangat bagus, baik pada efek kekuatan sihir maupun pada gerakan tokoh-tokohnya. Namun ironisnya, hal ini mungkin berdampak negatif kepada animasi CG yang juga dia sertakan. Sebenarnya, CG tersebut sama sekali tidak buruk, tetapi karena disandingkan dengan animasi 2D tadi, kualitas yang standar pun akan terasa belum cukup memuaskan. Beruntung, anime ini tetap lebih dominan menggunakan 2D, maka secara garis besar, tidak ada masalah dengan audio visualnya.

- Karakter:
Selain sikap dingin Ayaka yang membuat sikapnya yang berkorban apa saja demi Honoka menjadi terasa begitu alami, dan juga gambaran umum para Penyihir Menara yang menginginkan 'benda putih' milik Honoka (careful, now ...), karakter tokoh-tokoh di anime ini tidak berperan banyak dalam mengembangkan ceritanya. Bahkan, ada indikasi bahwa mereka tampaknya tidak direncanakan dengan cukup cermat. Rinon, contohnya -- dia semula ditampilkan sebagai seorang anak nakal yang tidak tahu apa-apa tentang Honoka dan Ayaka, tetapi ternyata kemudian mendadak disebut sebagai penyihir yang mengawasi semua penjuru kota. Dari bukan siapa-siapa lalu tiba-tiba menjadi tokoh penting -- perubahan drastis semacam ini lebih cenderung terkesan seperti penulisan ulang hanya agar dia bisa sesuai dengan cerita daripada bisa disebut sebagai pengungkapan atas sisi lain karakternya. .... Meski demikian, tidak juga harus berarti bahwa anime ini sudah gagal menyiapkan tokoh-tokoh yang dia butuhkan, sebab kelihatannya, fungsi utama sebagian besar tokohnya adalah memang bukan untuk mendukung cerita, melainkan sebagai dasar bagi komedinya. And what a comedy it was! Dari tingkah laku yang penuh hasrat Ayaka yang berlawanan dengan sikap dinginnya hingga Atori si pendiam yang tiba-tiba berubah cerewet jika bicara melalui boneka tangannya, hampir semua tokoh memiliki sisi jenaka yang pasti akan mengundang tawa, dan karena para Penyihir Menara tidak selamanya berperan sebagai orang-orang jahat, lelucon-lelucon bisa muncul setiap saat dan dalam situasi apapun. Singkatnya, tujuan anime ini yang sesungguhnya hanyalah agar tokoh-tokoh tersebut meramaikan suasana, dan mengingat bahwa plot sederhana dapat dikatakan adalah salah satu nilai positif anime ini, tidak membiarkan mereka membuatnya terlalu rumit justru merupakan tindakan yang sangat tepat.

- Overall Score:
Berkat cerita yang dibangun dengan cermat, audio visual yang bagus, dan juga tokoh-tokoh yang senantiasa menghibur, anime ini seharusnya pantas menjadi salah satu yang terbaik, tetapi sayangnya, ada yang masih terasa kurang. Dia tampaknya belum mampu membagi bobot di setiap tahapan cerita secara merata sehingga sebagian episode kemudian terkesan tidak sepenting episode yang lain. Namun, jika anda bersedia mengabaikan kesalahan kecil tersebut, anime ini adalah perpaduan luar biasa antara aksi dan komedi yang sebaiknya tidak anda lewatkan. Nilai 8,5 dari 10 (Simply excellent)


Blu-ray:
Volume 1
Volume 2
Volume 3
Volume 4
Volume 5
Volume 6

1 komentar:

  1. anime dimana heroine nya adalah hero, dan hero nya adalah heroinenya,
    begitu unik dan langka,

    tp anime ini begitu masih penuh pertanyaan, kenapa ayaka begitu melindungi honoka,
    kenapa honoka begitu di perebutkan oleh kedua kubu penyihir,

    tp satu yg bakal di cintai dianime ini, yaitu ayaka si putri es, yg menyimpan api besar dalam diri nya

    BalasHapus