- Judul: アウトブレイク・カンパニー (Outbreak Company)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Oktober 2013)
- Genre: Comedy; Supernatural;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence (Physical Harm) and Mild Eroticism (Partial Nudity)
- Sinopsis:
Pada suatu hari, pemerintah Jepang tanpa sengaja menemukan gerbang antar dimensi yang membawa mereka ke Kerajaan Eldant di dunia lain. Demi mempererat hubungan dengan tetangga baru mereka dan juga sekaligus sebagai monopoli atas interaksi dengan dunia lain, mereka kemudian bermaksud memperkenalkan budaya anime dan manga yang khas Jepang, tetapi setelah beberapa kali gagal melakukannya sendiri, mereka akhirnya memutuskan menggunakan jasa seorang otaku. Kanou Shinichi terpilih berkat pengetahuannya yang mendalam, dan meski sempat ragu, dia pun bersedia menjalankan tugas berat tersebut.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Meski ide menggunakan anime dan manga untuk memperkenalkan Jepang adalah hal yang masih masuk akal, menyerahkan segalanya kepada seorang otaku terasa aneh. Namun, anime ini memang tidak bermaksud serius bicara tentang budaya. Dia adalah parodi atas berbagai stereotipe dalam anime dan manga, dan sebagai komedi, anime ini terbilang cukup bagus. Bagi penonton yang juga seorang otaku, terutama yang memiliki perbendaharaan judul dan istilah yang sudah banyak, menyaksikan anime ini bermain-main dengan hal-hal yang telah begitu dikenal bisa menjadi sangat menghibur. Oleh karena itulah, benar-benar sangat disayangkan ketika komedi tersebut ternyata bertahan hanya sementara. Menjelang akhir, anime ini perlahan seolah kehilangan arah, baik karena dia cenderung beralih ke arah sebuah harem yang erotis, lengkap dengan adegan-adegan canggung yang dipaksakan dan isi cerita yang nyaris hampa, maupun karena dia mendadak berusaha kembali terkesan serius, yang sudah terbukti tidak demikian pada episode-episode sebelumnya. Bukan berarti bahwa tidak ada lagi kejenakaan yang tersisa, tetapi jumlahnya akan terlalu jarang untuk tetap bisa menyebut anime ini sebagai komedi yang bagus.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Tidak ada yang terlalu istimewa, tetapi audio visual anime ini sudah cukup memuaskan. Baik animasi maupun voice-acting-nya disajikan dengan baik sehingga setiap episode bisa dinikmati tanpa gangguan.
- Karakter:
Setidaknya pada kedua heroine, Petrarca dan Myuusel, anime ini bisa dikatakan telah menyiapkan karakter yang tepat. Selain menjadi parodi yang baik atas stereotipe yang ada, karakter mereka yang berlawanan juga menjaga anime ini terus terasa dinamis dengan menyediakan dua sudut pandang berbeda terhadap anime dan manga yang dibawa Shinichi, yaitu sebagai budaya dan juga sebagai hiburan. Namun, seiring anime ini yang perlahan meninggalkan sisi komedinya, peran mereka berdua pun lama-kelamaan kehilangan fungsi. Karakter mereka tidak lagi penting, dan mereka pun hanya menjadi aksesori visual, atau lebih buruk, jatuh tenggelam di latar belakang. Lalu, ketika bahkan para heroine tidak bisa lagi tampil sebagai heroine, pada akhirnya anime ini cuma berisi karakter-karater yang tidak jelas atau terlalu sederhana.
- Overall Score:
Shingeki no Kyogami, Dokidoki Cury Cure, Inazuma Twelve .... Cukup dengan mengenali dari mana judul-judul ini berasal sudah mampu mengundang tawa, apalagi ketika anime ini juga memparodikan scene-scene terkenal atau isu-isu seputar industri anime dan manga yang lebih spesifik. Sayangnya, memasuki pertengahan kedua, anime ini seolah mendadak bingung dengan identitasnya sendiri. Dari komedi dia kemudian lebih banyak hanya menampilkan erotisisme dari para tokoh gadis, sebelum akhirnya berusaha tampil serius untuk menjadikan arah ceritanya semakin tidak menentu. Sungguh ironis, ketika anime ini menggambarkan penggunaan anime dan manga untuk mewakili Jepang, dia sendiri kemungkinan besar tidak akan diikutkan dalam perwakilan tersebut. Nilai 7 dari 10 (Unfocused direction)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar