Laman

Jumat, 03 Agustus 2012

MIRAI NIKKI

- Judul: 未来日記 (Mirai Nikki)
- Judul Alternatif: The Future Diary
- Tipe: TV
- Genre: Mystery; Supernatural; Action; Romance
- Episode: 26
- Rating: Extreme Violence (Bloody Scenes and Limbs Dismembering) and Strong Eroticism (Occasional Nudity and Sexually Suggestive Contents)
- Sinopsis:
Amano Yukiteru adalah seorang pemuda penyendiri yang menghabiskan waktu dengan menulis buku harian di ponsel tentang berbagai kejadian di sekitarnya. Hidupnya berubah ketika pada suatu hari buku hariannya mendadak mampu meramal masa depan. Namun, setelah diburu oleh seseorang yang bisa mengetahui setiap gerakannya, Yukiteru akhirnya sadar bahwa ternyata dia tidak sendirian. Dia hanyalah satu dari dua belas orang yang terpilih mengikuti sebuah survival game dari sang Dewa Ruang dan Waktu, Deus Ex Machina, yang mana pemenangnya akan menggantikan posisinya sebagai Dewa.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Amazing! Meski masih terdapat beberapa hal mendetil yang menimbulkan tanda tanya, secara keseluruhan bagian cerita anime ini sudah sempurna. Elemen "buku harian yang mampu meramal masa depan" bukan hanya memberi dimensi yang berbeda kepada tema survival game yang sudah sering digunakan, melainkan juga menghasilkan sebuah cerita yang benar-benar baru dan unik. Dengan kata lain, buku harian tersebut tidak sekadar menjadi senjata bagi para karakternya, tetapi juga menjadi inti cerita anime itu sendiri. Storytellingnya membangun cerita dari misteri ke suspense dengan hati-hati sehingga setiap episode terasa jelas merupakan satu anak tangga menuju klimaks. Ketegangan serta rasa penasaran penonton dipupuk sedikit demi sedikit dan dalam kadar yang tepat agar setiap pertarungan lebih seru daripada pertarungan sebelumnya tetapi tetap tidak sampai melampaui pertarungan berikutnya.
Namun, bagi mereka yang memperhatikan hal-hal mendetil suatu cerita barangkali akan mempermasalahkan nilai logis dari anime ini. Menyaksikan seorang anak berusia lima tahun membawa jarum suntik beracun dan memasang perangkap gas beracun, atau dua orang murid SMU yang membantai orang-orang dengan senapan mesin MP5, terasa lebih cenderung mengherankan daripada menyeramkan. Ini bukan tentang psikologi mereka, melainkan tentang apakah mungkin mereka mendapatkan benda-benda berbahaya seperti itu dengan begitu mudah.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Bagian visual anime ini menjadi elemen pendukung yang signifikan, terutama pada momen-momen penting di ceritanya. Animasi yang lancar dan sinematografi yang dinamis memungkinkan penonton untuk seketika larut di dalamnya. Hanya saja, yang perlu sedikit dikritik adalah desain karakter Kamishita Kamado yang tampak terlalu cartoony. Upaya anime ini untuk menggambarkannya sebagai seorang ibu yang penyayang bisa dimengerti, tetapi sulit untuk menganggapnya serius dengan penampilan yang rasanya lebih cocok ditempatkan di anime untuk anak-anak daripada di anime yang para karakternya saling membunuh.
Secara khusus, voice-acting karakter Gasai Yuno dan Amano Yukiteru patut dipuji. Setiap intonasi, desahan napas, dan suara tawa Yuno berhasil menggambarkan seorang gadis pembunuh berdarah dingin yang sekaligus dimabuk cinta, sedangkan nada suara cengeng Yukiteru sanggup lebih cenderung memicu rasa jengkel daripada rasa iba penonton, sesuai yang ingin dicapai oleh anime ini.

- Karakter:
Dengan setiap peserta survival game bisa dikatakan sebagai elemen penting di dalam cerita, variasi karakter menjadi salah satu kekuatan utama anime ini. Membuat alasan kepada sekelompok orang untuk bertahan hidup adalah satu hal, dan jika harus jujur, tidak begitu sulit dilakukan, tetapi untuk menjadi Dewa membutuhkan motivasi khusus, dan anime ini berhasil memberikannya. Mulai dari yang sederhana seperti cinta hingga yang ekstrim seperti kehancuran dunia, anime ini mampu memperlihatkan berbagai macam bentuk hasrat terhadap kekuasaan.
Namun sayangnya, bukan berarti bahwa anime ini tidak melakukan beberapa kesalahan. Segala hal mengenai keterlibatan Houjou Reisuke terasa terlalu lemah--dan bahkan tidak masuk akal--jika dibandingkan dengan peserta-peserta lainnya, apakah itu alasan Deus memilihnya ataukah motivasinya sendiri untuk ikut serta. Sementara, latar belakang karakter katalis Akise Aru terasa sangat dipaksakan, sehingga keberadaannya di dalam cerita tampak aneh, canggung, dan membingungkan.

- Overall Score:
Anime ini tidak lepas dari berbagai kesalahan, tetapi dengan jumlah keunggulannya jauh melampaui kekurangannya 8 banding 2, anda tidak akan kesulitan untuk memaafkan kesalahan-kesalahan tersebut dan menerima anime ini sebagai suatu karya yang patut diperhitungkan. Immersive story, supportive AV, and colourful characters. Nilai 9 dari 10 (Recommended!)




DVD@Amazon:

1 komentar:

  1. heroine dari "mirai nikki" merupakan tipe gua banget, terutama pd bagian sifatnya yang.... you know lah. (klo lo dkt2, mati lo). LOL.

    BalasHapus