Laman

Sabtu, 16 November 2019

KATSUTE KAMI DATTA KEMONO-TACHI E

- Judul: かつて神だった獣たちへ (Katsute Kami Datta Kemono-tachi e)
- Judul Alternatif: KatsuKami; To the Abandoned Sacred Beasts;
- Tipe: TV (Juli 2019)
- Genre: Super Powers; Action; Drama;
- Episode: 12
- Rating: Extreme Violence and Strong Eroticism
- Sinopsis:
Ketika terancam akan kalah, Perserikatan Patria Utara memutuskan untuk menciptakan Gishinhei. Hank Henriette dan sejumlah orang lainnya diberikan kekuatan dari makhluk-makhluk suci di dalam mitos, dan berkatnya mereka kemudian mampu segera membalikkan situasi perang. Namun, kekuatan itu ternyata juga secara perlahan terus mengikis habis sisi kemanusiaan mereka. Suatu saat nanti setiap Gishinhei dipastikan akan berubah menjadi monster yang tidak punya perasaan, maka, tanpa ada cara lain untuk menyelamatkan rekan-rekannya, Hank hanya bisa bersumpah akan mengakhiri hidup mereka bila saat itu tiba.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Anime ini mampu menjelaskan dengan baik situasi tragis dari para Gishinhei, mulai dari awal mengapa mereka terpaksa diciptakan, bagaimana mereka lalu dipuja sebagai pahlawan di medan tempur, hingga akhirnya mengapa mereka semua harus dibasmi laksana hewan liar. Dan hal ini berhasil memberi ceritanya bumbu drama -- makna yang lebih dalam dari sekadar menjadi serangkaian pertarungan antara Hank melawan para Gishinhei. Hanya saja, sayangnya, karena tidak kemudian diikuti dengan cukup variasi, drama ini pun akan segera berubah hambar. Satu-satunya yang mungkin terasa berbeda dan menyegarkan adalah kisah tokoh Beatrice di episode 8 yang lebih cenderung bercerita tentang masa lalunya yang hilang daripada cuma tentang nilai-nilai kemanusiaan, tetapi secara keseluruhan, cerita anime ini akan tampak terlalu monoton, sehingga tidak butuh waktu lama sebelum dia kembali menjadi sekadar serangkaian pertarungan antara Hank melawan para Gishinhei.

- Audio Visual (Animasi, Dialog, Voice-Acting, dll):
Meski semula terlihat sangat bagus, kualitas visual anime ini kemudian menurun di episode-episode belakangan. Sinematografinya memang masih bisa mempertahankan tampilan yang lumayan baik pada adegan-adegan yang paling penting cukup lama, namun bahkan atraksi utama anime ini, yaitu adegan pertarungannya, sudah tidak lagi terlihat menarik di dua episode terakhir.

- Tokoh/Karakter:
Walau tanpa sumpahnya pun, ikatan Hank dengan para Gishinhei lainnya sebagai orang-orang yang senasib sudah cukup untuk menjelaskan mengapa dia bertekad membasmi mereka semua. Namun, keterlibatan Schaal di dalam cerita, di sisi lain, terasa terlalu dipaksakan. Hasrat awalnya untuk membalas kematian ayahnya memang masih bisa dimaklumi, tetapi tidak demikian dengan alasannya untuk terus mengikuti Hank berkelana dan menyaksikannya mengalahkan Gishinhei satu demi satu. Tampaknya, anime ini menyertakan Schaal hanya dengan maksud menggunakannya sebagai sarana untuk menekankan unsur drama dari ceritanya, yaitu sebagai seseorang yang senantiasa merasa iba akan nasib tragis para Gishinhei, namun dia tidak pernah benar-benar merencanakan posisi Schaal di dalam cerita itu sendiri. Atau, barangkali anime ini sudah berusaha mencari dan tetap saja gagal menemukan alasan yang masuk akal mengapa Schaal harus berada di medan tempur, sehingga kehadiran Schaal pun sampai akhir selalu terasa ... janggal.

- Overall Score:
Anime ini mengawali semua aspek dengan positif, tetapi kemudian dia langsung jatuh ke arah sebaliknya. Dramanya yang monoton segera berubah hambar, salah satu tokoh utamanya tidak lagi punya alasan untuk tetap ikut di dalam cerita, dan dia juga mulai kesulitan untuk sekadar menjaga kualitas visualnya pada level yang memadai. Alhasil, hanya sampai di pertengahan serial, kemungkinan besar anda sudah kehilangan minat untuk terus menonton anime ini. Skor 7,5 dari 10 (Monotonous drama)


DVD/Blu-ray:
Volume 1
Volume 2
Volume 3
Volume 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar