Laman

Sabtu, 18 Mei 2019

YAKUSOKU NO NEVERLAND

- Judul: 約束のネバーランド (Yakusoku no Neverland)
- Judul Alternatif: The Promised Neverland;
- Tipe: TV (Januari 2019)
- Genre: Horror;
- Episode: 12
- Rating: Strong Violence
- Sinopsis:
Emma dan anak-anak yatim piatu lainnya menjalani kehidupan yang menyenangkan di Grace Field House, bermain dan belajar di bawah asuhan Isabella sambil menunggu sampai ada seseorang yang bersedia memungut mereka. Namun, pada suatu hari, Emma akhirnya menyadari kenyataan yang menyeramkan. Grace Field House sebenarnya adalah sebuah kandang besar yang digunakan untuk mengurung mereka, dan semua anak-anak di dalamnya ternyata tidak lebih dari bahan makanan yang akan disembelih secara bergiliran. Kini berusia 11 tahun, giliran Emma, Norman, dan Ray akan segera tiba, maka mereka bertiga berusaha secepatnya menyusun rencana agar dapat melarikan diri sebelum ada seseorang yang datang memungut mereka.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Menyajikannya dari perspektif kedua belah pihak, pertarungan antara kecerdasan Emma dan teman-temannya dengan Isabella terasa semakin seru. Layaknya menyaksikan dua orang pecatur yang saling berusaha membaca strategi masing-masing sambil sekaligus berjuang untuk menyembunyikan maksud sesungguhnya yang mereka sendiri ingin raih, setiap langkah yang mereka ambil selalu terkesan penting dan penuh makna. Ditambah lagi, anime ini rupanya sangat pandai dalam membuat kejutan demi kejutan. Dia mampu mengelabui penonton untuk berpikir kalau langkah-langkah tersebut secara jelas sedang menuju ke satu arah, sebelum tiba-tiba mengungkap bahwa mereka ternyata menuju ke arah lain yang sama sekali berbeda, sehingga jalannya pertarungan (atau pertandingan) menjadi benar-benar sulit ditebak, memaksa penonton untuk terus mengikutinya dengan saksama dari episode ke episode.

- Audio Visual (Animasi, Dialog, Voice-Acting, dll):
Seperti yang telah digambarkan, anime ini pandai dalam membuat kejutan, dan dia juga terampil dalam memanfaatkan visualnya untuk memaksimalkan efek pada setiap kejutan tersebut. Berhasil menyamarkan maksud sejati dari gerak-gerik para tokohnya hingga saat-saat terakhir, anime ini akan membuat penonton spontan merasa gembira ketika Emma dan teman-temannya mendadak mengungkap sebuah rencana yang cerdik, atau sebaliknya merasa resah tatkala Isabella justru tiba-tiba meniadakan rencana mereka itu.

- Tokoh/Karakter:
Anime ini kesulitan menjaga agar ketiga tokoh utamanya tampak hanya seperti anak-anak, yang kemudian mempengaruhi nuansa emosional dari situasi yang sedang mereka hadapi. Inkonsistensi pertama pada karakterisasi mereka yang dapat segera terlihat ialah tentu kecerdasan mereka yang luar biasa. Meski digambarkan sebagai anak-anak genius, cara bagaimana Emma dan teman-temannya selalu mampu menemukan solusi kompleks dengan cepat dan mudah tetap menjadikan perjuangan mereka terasa tidak alami, seolah solusi tersebut bukan berasal dari hasil pemikiran panjang dan hati-hati di tengah situasi yang semestinya menegangkan, melainkan sesuatu yang entah mengapa tiba-tiba saja muncul di dalam kepala mereka. Namun, inkonsistensi yang paling banyak merusak image mereka sebagai anak-anak adalah barangkali rasa percaya diri mereka yang berlebihan. Kenaifan Emma mungkin masih bisa dianggap sebagai sumber kepercayaan diri yang tulus, tetapi sikap Norman dan Ray yang selalu yakin dengan rencana-rencana mereka menyebabkan situasi mereka terasa lebih seperti sebuah tantangan yang perlu dilewati, laksana seorang atlet terhadap suatu rekor, dan bukan sebagai suatu ancaman yang seharusnya teramat menyeramkan hingga membahayakan nyawa mereka. Kalau begitu, apakah akan lebih baik seandainya sejak awal mereka tidak digambarkan sebagai anak-anak? Jika mereka bukan anak-anak, situasi mereka tidak akan terasa cukup menyeramkan, dan mungkin di sinilah letak masalah anime ini yang sesungguhnya. Dia terperangkap di dalam dilema untuk membuat para tokohnya spontan merasa terancam supaya mereka punya motivasi berjuang dan sekaligus untuk memberi mereka semua kemampuan agar dapat mengatasi ancaman tersebut, sehingga pada akhirnya dia menciptakan sekelompok anak-anak yang tidak bersikap seperti layaknya anak-anak.

- Overall Score:
Apakah anak-anak itu bisa menyelamatkan diri sebelum waktu mereka habis? Ataukah lawan mereka terlalu pandai untuk mampu mereka kelabui? .... Para tawanan dengan orang-orang yang menawan mereka -- anime ini merupakan ajang pertarungan untuk melihat siapa yang di antara keduanya yang lebih cerdas. Namun, para tawanan tersebut seharusnya adalah masih hanya anak-anak yang ketakutan, dan sayangnya, dengan memberi mereka kecerdasan dan kepercayaan diri yang berlebihan, anime ini pada akhirnya tidak pernah berhasil membuat rasa takut itu tampak nyata. Ya, pertarungan mereka tadi memang tetap menarik untuk dilihat, tetapi anda sebaiknya jangan berharap banyak akan menemukan suatu kisah yang menegangkan di dalamnya. Skor 8 dari 10 (Unpredictable, but unemotional)


DVD/Blu-ray:
Volume 1
Volume 2
Volume 3

Goods:
- Figure: Emma / Norman / Ray
- Nendoroid: Emma / Emma (Limited)
- Plush

Tidak ada komentar:

Posting Komentar