Laman

Sabtu, 03 Desember 2011

TATAKAU SHISHO ~THE BOOK OF BANTORRA~

- Judul: 戦う司書 The Book of Bantorra (Tatakau Shisho ~The Book of Bantorra~)
- Judul Alternatif: Fighting Librarians
- Tipe: TV
- Genre: Action; Supernatural; Fantasy;
- Episode: 27
- Rating: Strong Violence (Constant Blood) and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Ingatan dari orang-orang yang meninggal akan berubah menjadi buku. Menjalankan tugasnya sebagai pelindung Perpustakaan Bantorra, para Pustakawan Bersenjata bertempuran melawan kelompok Gereja Shindeki yang ingin memanfaatkan buku-buku tersebut untuk kepentingan mereka sendiri. Namun, di balik pertempuran mereka, ternyata terdapat rahasia yang jauh lebih besar daripada sekadar saling memperebutkan buku-buku.


Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Sebuah kasus dimana persiapan tidak dilakukan dengan matang, sehingga kemudian menghasilkan jalan cerita yang terlalu rumit untuk bisa dipahami. Arah cerita dikembangkan seenaknya saja tanpa latar belakang yang jelas, dan hubungan-hubungan antara satu tahap cerita dengan tahap berikutnya sangat terasa dipaksakan. Dengan cerita utama yang sebegitu lemah, besarnya porsi cerita-cerita tambahan yang tidak memiliki pengaruh apapun dapat dikatakan sebagai sesuatu yang positif dan negatif sekaligus.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Voice actingnya-nya melakukan tugasnya dengan baik untuk mengungkap sifat-sifat para karakter anime ini, terutama karena sebagian besar dari mereka tidak cukup mendapat porsi keterlibatan di dalam cerita sebagai kesempatan untuk memperkenalkan diri. Hanya dengan beberapa baris dialog, para penonton dapat langsung memahami kekakuan Feekie atau keliaran.
Kualitasnya visualnya lumayan. Animasi aksi-aksi pertarungannya, baik secara fisik maupun dengan menggunakan sihir, terlihat cukup bagus, meski selalu ada kesan berlebihan dan terlalu didramatisir ketika memperlihatkan teknik bertarung Hamyuts Meseta yang memakai ketapel.

- Karakter:
Satu-satunya karakter yang akan mampu melekat di dalam ingatan penonton adalah Hamyuts Meseta, dan satu-satunya alasannya adalah frekuensi kemunculan yang jauh melampaui karakter-karater lain. Ketika anime ini berusaha membangun nuansa misterius di sekeliling Hamytus, tokoh tersebut lebih banyak menimbulkan kebingungan daripada keingin tahuan, dan pengungkapan rahasia berskala besar yang mengikuti kemudian justru hanya menjadikan karakteristiknya semakin tidak jelas. Sementara itu, meski sebagian dari mereka, seperti Volken dan Mirepoc, memang sempat mendapat cerita dan episode-episode sendiri yang menjelaskan sifat-sifat mereka, peran karakter-karakter yang lain tidak pernah cukup signifikan untuk menjadi bagian utama dari keseluruhan cerita.

- Overall Score:
Menggunakan dunia fantasi yang penuh kemungkinan sebagai settingnya, anime ini tidak mampu memberi batasan kepada dirinya sendiri. Akibatnya adalah sebuah cerita yang berkembang tanpa arah yang pasti dan tanpa pondasi yang kuat. Audio visual yang lumayan menyelamatkannya dari menjadi sebuah karya yang mengecewakan. Nilai 7 dari 10 (Just barely ...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar